PENERAPAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA USAHA TAHU SUMEDANG PAK SUNARYA DI KEMILING, BANDAR LAMPUNG







PENERAPAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA
USAHA TAHU SUMEDANG PAK SUNARYA
DI KEMILING, BANDAR LAMPUNG
 (Laporan Turun Lapang Mata Kuliah Manajemen Agribisnis)








Oleh

Kelompok 6
Tika Ariska                             1514131104
Hanif Anggi Pangesti                         1514131124
Fitri Niken Vebiantina            1514131131
Dini Gia Saraswati                  1514131135
Putu Yogi Adi Saputra           1514131145
Adelia Putri Ayunisa              1514131146




 















JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017






I.         PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang


Pertanian adalah sektor sektor terbesar dalam hampir setiap ekonomi negara berkembang. Sektor ini menyediakan pangan bagi sebagian besar penduduknya, memberikan lapangan pekerjaan bagi hampir seluruh angkatan kerja yang ada, menghasilkan bahan mentah, bahan bar=ku dan penolong bagi industri dan menjadi sumber terbesar penerimaan devisa. (Silitonga, 1996).

Sektor pertanian di Indonesia semakin dirasa penting bagi bangsa indonesia karena, sektor ini mampu memasok pangan sehingga Indonesia menjadi negara produsen padi dan mampu berswasembada padi sejak 1984. Disamping itu sektor pertanian juga mampu menyediakan lapangan kerja, menyumbang devisa melalui bertambahnya ekspor serta mampu menduung munculnya industri yang berbahan baku pertanian. Oleh karena itu nilai sektor produk pertanian terus bertambah secara relatif terhadap produkdomestik bruto (PDB) terus menurun (Soekartawi, 1994).

Agroindustri merupakan suatu bentuk kegiatan atau aktifitas yang mengolah bahan baku yang berasal dari tanaman maupun hewan.  Agroindustri memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya dalam hal meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, menyerap tenaga kerja, meningkatkan perolehan devisa, dan mendorong tumbuhnya industri lain.  Meskipun peranan agroindustri sangat penting, pembangunan agroindustri masih dihadapkan pada berbagai tantangan.  Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi agroindustri dalam negeri, antara lain: 1) kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu; 2) kurang nyatanya peran agroindustri di perdesaan karena masih berkonsentrasinya agroindustri di perkotaan; 3) kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri; 4) kurangnya fasilitas permodalan (perkreditan) dan kalaupun ada prosedurnya amat ketat; 5) keterbatasan pasar; 6) lemahnya infrastruktur; 7) kurangnya perhatian terhadap penelitian dan pengembangan; 8) lemahnya keterkaitan industri hulu dan hilir; 9) kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing; 10) lemahnya entrepreneurship (Soekartawi, 2000).

Sektor industri kecil pada agribisnis mampu menunjukan kinerja yang lebih tangguh dan mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada perekonomian nasioanal. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah tenaga kerja di bidang agribisnis pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kecenderungan peningkatan tenaga kerja menandakan bahwa industri kecil dibidang agribisnis akan semakin berkembang pada tahun yang akan datang. Artinya industri tersebut menguntungkan untuk tetap dilaksanakan dan berpotensi untuk berkembang dimasa yang akan datang namun penuh dengan tantangan

Tahu merupakan salah satu makanan olahan kedelai yang terus berinovasi, mulai dari gorengan tahu yang di jual di penggir jalan hingga sekarang digunakan pada menu-menu masakan di restoran besar.  Masyarakat Indonesia pada umumnya kurang minat mengkonsumsi kacang kedelai langsung tanpa diolah, kebanyakan dari mereka lebih menyukai produk olahannya, salah satunya adalah tahu sumedang.  Usaha industri tahu yang berkembang dimasyarakat adalah industri rumah tangga dan industri kecil.

Usaha tahu sumedang milik bapak Sunarya yang berada di Langkapura Kemiling merupakan salah satu industri kecil yang mengolah kacang kedelai menjadi tahu sumedang yang banyak diminati masyarakat Bandar Lampung. Banyaknya industri kecil yang bergerak dalam usaha yang sama dan dalam lokasi usaha yang sama maka terjadi persaingan yang cukup ketat. Permasalahan pokok yang saat ini menghambat perkembangan industri kecil adalah faktor pertama pengaruh modal kerja yang sangat minim, faktor kedua kenaikan harga bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tahu, faktor ketiga pemasaran untuk menyalurkan tahu dari produsen ke konsumen pada industri kecil masih merupakan masalah, karena kurangnya informasi pasar terkait dengan pola permintaan konsumen.

Selain itu kemampuan dalam strategi pemasaran pada industri rumah tangga ini masih kurang, karena umumnya pengusaha tahu industri kecil kurang atau tidak mengetahui produk yang sedang gencar di pasaran.  Bahkan terkadang pengusaha tidak mampu menghasilkan produk dengan mutu yang sesuai dengan tuntutan pasar, selera konsumen, dan kurang mampu memproduksi dalam jumlah yang besar dalam waktu cepat sehingga permintaan pasar tidak dapat dipenuhi.  Dari permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka kami tertarik untuk menganalisis bagaimana sistem manajemen agribisnis pada agroindustri tahu sumedang pak Sunarya sebagai produk olahan kedelai serta strategi pemasaran usaha industri tahu di daerah penelitian.



B.       Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan turun lapang ini adalah sebagai berikut:
1.        Memahami jenis perusahaan dan kedududukan usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya dalam sistem agribisnis
2.        Memahami fungsi-fungsi manajemen usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya dalam sistem agribisnis
3.        Memahami manajemen SDM dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
4.        Memahami manajemen pengadaan sarana produksi dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
5.        Memahami manajemen produksi dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
6.        Memahami manajemen teknologi atau pengolahan dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
7.        Memahami manajemen pemasaran dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
8.        Memahami manajemen keuangan dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
9.        Memahami manajemen resiko dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
10.    Memahami jasa layanan pendukung dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya


C.      Manfaat

Manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1.    Sebagai bahan pertimbangan dan sumber informasi bagi pengusaha tahu  agar dapat meningkatkan produktivitasnya.
2.    Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan untuk lebih  memperhatikan usaha di bidang agroindustri tahu, agar agroindustri ini dapat didukung dan dikembangkan.
3.    Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin membahas tentang topik yang sama atau topik yang terkait dengan laporan kami. 





















II.       TINJAUAN PUSTAKA



A.      Manajemen Agribisnis


Agribisnis merupakan cara baru melihat pertanian dalam arti cara pandang yang dahulu dilaksanakan secara sektoral sekarang secara inter sektoral atau dilaksanakan secara sub sistem sekarang secara system.  Dengan demikian agribisnis mempunyai keterkaitan vertikal dan antar subsistem serta keterkaitan horisontal dengan sistem atau sub sistem lain diluar seperti jasa-jasa yang meliputi finansial dan perbankan, transpotasi, perdagangan, pendidikan dan Iain-Iain(Saragih, 2007).

Sistem Agribisnis mencakup 4 (empat) hal, Pertama, industri pertanian hulu yang disebut juga agribisnis hulu atau up stream agribinis, yakni industri-industri yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian seperti industri agro-kimia (Pupuk, pestisida dan obat- obatan hewan), industri agro-otomotif (alat dan mesin pertanian, alat dan mesin pengolahan hasil pertanian) dan industri pembibitan/perbenihan tanaman/hewan.  Kedua, pertanian dalam arti luas yang disebut juga on farm agribisnis yaitu usaha tani yang meliputi budidaya pertaniaan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kehutanan.  Ketiga, industri hilir pertanian yang disebut juga agribisnis hilir atau down stream agribusness, yakni kegiatan industri yang mengolah hasil pertanian hasil pertanian menjadi produk olahan baik produk antara maupun produk akhir.  Keempat, jasa penunjang agribisnis yakni perdagangan, perbankan, pendidikan, pendampingan dari petugas ataupun tenga ahli serta adanya regulasi pemerintah yang mendukung petani. dan lain sebagainya.  Dari empat unsur tadi mempunyai keterkaitan satu dan lainnya sangat erat dan terpadu dalam sistem.  Dengan demikian pembangunan agribisnis merupakan pembangunan industri dan pertanian serta jasa sekaligus.  Sampai dengan sekarang berdasarkan realita dilapangan pembangunan pertanian hanya sepotong-potong dan tidak dilaksanakan secara terpadu, koordinatif dan selaras (Saragih, 2007).

 

Faktor pendukung keberhasilan agribisnis adalah berkembangnya kelembagaan-kelembagaan tani, keuangan, penelitian dan pendidikan. Menurut hasil kajian pengaruh kelembagaan terhadap adopsi irigrasi terhadap kelembagaan tani di kabupaten Tasikmalaya menyampaikan bahwa hubungan antara kelembagaan tani belum efektif dan sangat sederhana dalam pengembangan agribisnis.  Menurut Rahardi dalam cerdas beragribisnis tahun 2006, usaha agribisnis dapat meningkatkan pendapatan petani bila dikelola dengan sumberdaya manusia yang cerdas dalam mengakses teknologi, informasi, pasar dan permodalan.  Produktivitas padi meningkat karena pengelolaan usaha tani yang baik (Rahardi, 2006).



B.       Kedelai

Biji kedelai mempunyai nilai guna yang cukup tinggi karena bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri, baik skala kecil maupun besar.  Kedelai mengandung kadar protein lebih dari 40 persen dan lemak 10-15 persen. Produk pangan berbahan baku kedelai ini dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu dalam bentuk hasil nonfermentasi dan fermentasi (Adisarwanto, 2002).

Kedelai memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan secara komersial.  Kedelai merupakan komoditas bahan baku industri pengolahan susu kedelai, tahu dan tempe yang sekarang menjadi makanan rakyat yang sangat populer, serta produk industri hasil olahan lainnya.  Pertumbuhan permintaan kedelai selama 15 tahun terakhir cukup tinggi, namun tidak mampu diimbangi oleh produksi dalam negeri, sehingga harus dilakukan impor dalam jumlah yang cukup besar.  Prospek pengembangan kedelai di dalam negeri untuk menekan impor cukup baik, mengingat ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas, iklim yang cocok, teknologi yang telah dihasilkan, serta sumberdaya manusia yang cukup terampil dalam usahatani. uktur, serta pengaturan tata niaga dan insentif usaha.  Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, dengan sasaran peningkatan produksi 15% per tahun, sasaran produksi 60% dicapai pada tahun 2009. dan swasembada baru tercapai pada tahun 2015. Untuk mendukung upaya khusus peningkatan produksi kedelai tersebut diperlukan investasi sebesar Rp. 5,09 trilyun (2005-2009) dan 16,19 trilyun (2010-2025). Dalam periode yang sama, investasi swasta diperkirakan masing-masing sebesar Rp. 0,68 trilyun dan Rp. 2,45 trilyun.  Kedelai dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein murah bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas SDM Indonesia.  Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk maka permintaan akan kedelai semakin meningkat. Pada tahun 1998 konsumsi per kapita baru 9 kg/tahun, kini naik menjadi 10 kg/th.  Dengan konsumsi perkapita rata-rata 10 kg/tahun maka dengan jumlah penduduk 220 juta dibutuhkan 2 juta ton lebih  per tahun. Untuk itu diperlukan program khusus peningkatan produksi kedelai dalam negeri.  Produksi kedelai pernah mencapai 1,86 juta pada tahun 1992 (tertinggi) kemudian turun terus hingga kini 2007, hanya 0,6 juta ton (Departemen Pertanian, 1983).

Ditinjau dari segi ekonomi, kedelai yang sudah diolah akan meningkatkan
nilai jualnya, jika hasil olahannya banyak dibutuhkan, permintaan akan kedelai pun meningkat.  Hal ini sangat berpengaruh pada harga kedelai serta kesejahteraan petani dan penjual kedelai.Ditinjau dari segi kesehatan, hasil olahan kedelai dapat lebih mudah dicerna dan mengandung lebih banyak gizi. Hal ini berpengaruh pada kesehatan tubuh. Disamping itu, hasil olahan kedelai lebih disukai oleh banyak orang (Kurniati, 2008).


C.      Tahu Sumedang

Tahu merupakan makanan yang mengandung banyak protein nabati karena terbuat dari kacang kedelai. Makanan yang relatif murah tetapi sangat bergizi sehingga cocok menjadi santapan pecinta kuliner dari berbagai usia.  Tahu bisa diolah khusus untuk tahu yang digoreng, salah satu yang paling terkenal adalah Tahu Sumedang, yang merupakan makanan khas dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.  Dari dulu hingga sekarang, proses pembuatannya masih tradisional, menggunakan tenaga manusia, serta tidak menggunakan bahan pengawet. Dimulai dengan merendam kacang kedelai selama 4–6 jam, kemudian dicuci, digiling, direbus, dan disaring untuk mengendapkan patinya yang nanti akan menjadi tahu.  Banyaknya pengusaha yang mulai melirik adanya peluang bisnis, maka mulailah mereka mengembangkan bisnis di bidang produk makanan “Tahu Sumedang”.  Seiring dengan perkembangan bisnis makanan olahan tahu, maka banyak berdiri pabrik-pabrik tahu dan mereka melakukan strategi pemasarannya masing-masing untuk memenangkan persaingan (Silvia, 2008).



































III.        METODOLOGI PENELITIAN



A.      Metode Pengumpulan Data


Lokasi penelitian ini dilakukan di Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya yang beralamat di Jalan Jalan Imam Bonjol Giri Langkapura Kemiling Bandar Lampung. Kunjungan lapang dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18 Oktober 2017, 1 November 2017, dan 20 November 2017. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara secara langsung kepada beberapa narasumber yang ada di Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara, observasi, dan juga menggunakan kuesioner ( lampiran ). Sedangkan data sekunder berasal dari artikel, internet, buku-buku yang terkait dengan penelitian.


B.       Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan yaitu dengan cara membandingkan praktik yang diterapkan oleh Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya dengan teori manajemen agribisnis yang telah dipelajari terutama terkait dengan fungsi-fungsi manjemen.








IV.             GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


A.      Sejarah Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya

Tahu sumedang Pak Sunarya berada di Jalan Imam Bonjol Giri Langkapura Kemiling Bandar Lampung.  Tahu sumedang Pak Sunarya ini berdiri pada tahun 2007,  pada awalnya tahu sumedang ini bernama tahu sumedang bogarasa mandiri.  Namun, karena tahu sumedang ini lebih dikenal dengan tahu sumedang Pak Sunarya sebagai pemilik agroindustri ini maka untuk memudahkan konsumen  tahu sumedang ini diganti nama menjadi tahu sumedang Pak Sunarya.  Pak Sunarya merupakan transmigran asal Jawa Barat yang memutuskan untuk menetap di Bandar Lampung bersama istri dan anaknya.  Di daerah asal, Pak Sunarya bekerja sebagai penjual tahu, karena melihat di Lampung masih langka akan tahu sumedang akhirnya Pak Sunarya membuka produksi tahu sumedang dirumahnya, pada mulanya untuk membuka usaha ini Pak Sunarnya meminjam uang di Bank.


B.       Wilayah Kerja


Usaha tahu Sumedang ini memiliki luas pabrik dengan luas ± 300M dan  luas lahan ± 400 M, pabrik ini di lengkapi dengan mess dan ruangan pengolahan tahu Sumedang.  Produksi yang dihasilkan tiap hari yakni sebanyak 30 saringan dalam satu saringan sebanyak 5 kotak dan dalam satu kotak terdapat 500 biji.  Dalam melakukan produksi tahu Sumedang, alat yang digunakan masih terbilang tradisional dan jumlah tenaga kerjanya pun masih sedkit yakni hanya 6 orang 2 orang yang berkerja sebagai penggoreng tahu dan 4 orang sebagai pembuat tahu mentah. Alat-alat yang dimiliki Pak Sunarya untuk memproduksi tahu Sumedang yaitu mesin giling, wajan besar, penyaringan, loyang, tempat penjemuran, tempat pengeringan, timbangan.


C.      Potensi Wilayah Kerja


Pada awal perintisan, Pak Sunarya hanya memproduksi tahu Sumedang disekitar kawasan rumahnya saja, akan tetapi karna tanggapan dari konsumen baik terhadap usaha tahu Sumedangnya, maka Pak Sunarya membuka cabang di sekitar Way Halim dan Sekitar Jalan Zainal Pagar Alam.  Selain itu Pak Sunarya juga memiliki pedagang keliling sebanyak 25 orang yang setiap hari mengambil tahunya untuk dijajakan kekonsumen.

                                                                                                       
D.      Visi dan Misi Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya


Visi agroindustri tahu Sumedang adalah “Menjadi produsen tahu sumedang di bandar lampung yang berorientasi pada agroindustri dan agrobisnis yang berkualitas yang berwawasan lingkungan”.

Misi agroindustri tahu Sumedang adalah:
a.    Mengembangkan keterampilan dan kewirausahaan di bidang agrobisnis dan agroindustri yang berwawasan lingkungan
b.    Menambah lapangan pekerjaan di sekitar lingkungan agroindustri tahu Sumedang Pak Sunarya
c.    Menggunakan bahan baku yang berkualitas sehingga meningkatkan cita rasa yang lebih berkelas
d.   Melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang dalam pengelolaan produksi tahu sumedang yang baik sehingga dapat meningkatkan hasil produksi
e.    Memperhatikan kehigienisan produk










V.      HASIL DAN PEMBAHASAN
                                                                         


A.      Identitas


Berikut adalah identitas dari perusahaan agribisnis yang telah kami wawancarai:
Nama Perusahaan             : Tahu Sumedang Pak Sunarya
Produksi Utama               : Tahu Sumedang
Perusahaan Didirikan       : September 2007
Pemilik Perusahaan          : Pak Sunarya
Nomor SIUP                    : 510.2.2/01135/30.9/III.27.2/XI/2016

B.       Bentuk Organisasi Agribisnis


Tahu sumedang Pak Sunarya ini berdiri pada tahun 2007,  Pak Sunarya selaku pemilik merupakan transmigran asal Jawa Barat yang memutuskan untuk menetap di Bandar Lampung bersama istri dan anaknya.  Di daerah asal, Pak Sunarya bekerja sebagai penjual tahu, karena melihat di Lampung masih langka akan tahu sumedang. Hal ini yang melatar belakangi Pak Sunarya membuka produksi tahu sumedang dirumahnya

Usaha tahu Sumedang ini memiliki luas pabrik dengan luas ± 300M dan  luas tempat penjualan ± 400 M, pabrik ini di lengkapi dengan mess dan ruangan pengolahan tahu Sumedang. Usaha tahu  Sumedang ini sangat berpotensi di daerah Bandar Lampung, karena di Bandar Lampung belum banyak yang menjual tahu Sumedang. Ada beberapa yang menjual, namun rasanya tidak seenak dan seasli tahu Sumedang yang di buat oleh Pak Sunarya ini.
Jenis usaha tahu Sumedang ini adalah usaha mikro karena skala nya dalam skala kecil. Adapun usaha yang diusahakan yaitu usaha dagang tahu sumedang dan usaha pembuatan Tahu Sumedang.

Selain pabrik utama, Pak Sunarya juga membuka cabang di sekitar Way Halim dan Sekitar Jalan Zainal Abidin Pagar Alam. Selain itu Pak Sunarya juga memiliki pedagang keliling sebanyak 25 orang yang setiap hari mengambil tahunya untuk dijajakan ke konsumen. Untuk modal awal mendirikan perusahaan ini, Pak Sunarya tidak melakukan kemitraan pada usaha Tahu Sumedang ini.

Sistem agribisnis merupakan sistem yang terdiri dari beberapa subsistem mulai dari subsistem pengadaan sarana produksi (input), subsistem budidaya atau produksi (on farm), subsistem pengolahan (processing), dan subsistem pemasaran (marketing) yang melibatkan berbagai lembaga penunjang sebagai jasa layanan pendukung sistem agribisnis. Dari kelima subsistem agribisnis tersebut maka kami mengidentifikasi bahwa kedudukan perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini terletak pada subsistem pengolahan (processing), dan subsistem pemasaran (marketing)  dan subsistem jasa layanan penunjang yang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
 


Melakukan pemasaran secara langsung dan tak langsung kepada konsumen
 

Mengolah kedelai menjadi tahu sumedang dengan berbagai bahan-bahan tambahan yang menggunakan berbagai teknologi yang masih tradisional
 
                                                                         



 






Adapun penerapan fungsi-fungsi manajemen pada setiap subsistem agribisnis yang ada di Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini yaitu sebagai berikut:
1.    Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang primer yaitu tahapan yang mendahului dan menjadi pondasi terhadap fungsi-fungsi manajemen yang lainnya, perencanaan merupakan tahapan awal dari proses manajemen. Kegiatan perencanaan yang ada pada Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini meliputi perencanaan penyediaan sarana produksi, perencanaan cara produksi atau pengolahan dan perencanaan pemasaran. Adapun cara-cara yang dilakukan untuk menyusun perencanaan yaitu sebagai berikut:
a.    Pemilik usaha mengumpulkan fakta dan informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan dan konsumen serta lingkungannya.
b.    Melakukan analisis situasi dan masalah-masalah yang ada didalam perusahaan
c.    Memperkirakan perkembangan yang akan terjadi
d.   Menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan
e.    Mengembangkan berbagai strategi atau alternatif terbaik untuk pengolahan dan pemasaran

Didalam Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini, tidak semua perencanaan dilakukan secara tertulis. Perencanaan tertulis hanya pada bagian pemasarannya saja. Perusahaan ini menetapkan target dan sasaran dengan cara melihat segmentasi pasar geografi dimana target penjualannya adalah masyarakat umum di Bandar Lampung.

2.    Pengorganisasian (organization)
Pengorganisasian merupakan suatu proses pengelompokan kegiatan yang diperlukan mulai dari penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi atau perusahaan. Berikut ini struktur organisasi di perusahaan Tahu Sumedang Pak Sumedang:
 












Dari struktur organisasi ini dijelaskan bahwa terdapat job-description sebagai berikut:
a.    Pemilik: melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap aktivitas Perusahaan Tahu Sumedang
b.    Bidang Produksi dan Keuangan: mengatur proses produksi yang dilaksanakan setiap hari dan pengaturang keuangan di dalam perusahaan
c.    Bidang Pemasaran: mengatur produk-produk yang akan dipasarkan baik untuk dijual sendiri dan untuk pedagang panggul
Hubungan kerja yang dibangun di Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini sudah berjalan sudah cukup baik dengan koordinasi yang baik pula.

3.    Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan dilaksanakan bersamaan dengan pengarahan yang dapat diartikan sebagai aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan pikiran dan tenaganya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem pengarahan yang dilakukan pemilik dengan gaya kepemimpinan demokratis dimana pemilik menganggap karyawan sebagai saudara dan mengutamakan kerja sama yang baik dengan karyawan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh manajer untuk melakukan koordinasi yaitu sebagai berikut:
a.    Pemilik mengamati aktivitas perusahaan termasuk volume dan mutu produk yang dijual
b.    Jika terjadi masalah, maka pemilik akan menghubungi masing-masing kepala bidang
c.    Kepala bidang akan meyelesaikan permasalahan dengan anggotanya. 
Adapun hal-hal yang terkait dengan koordinasi yaitu sebagai berikut:
a.     Penafsiran program, prosedur dan praktik
b.    Mengupayakan kesejahteraan karyawan
c.     Menciptakan iklim perusahaan yang nyaman dan baik
d.    Pembinaan sikap karyawan
e.     Komunikasi tidak hanya dari atasan ke bawahan tetapi komunikasi juga dilakukan dari bawahan ke atasan seperti kritik dan saran tentang perusahaan.

4.    Pengawasan (controlling)
Pengawasan disebut juga pengendalian yaitu kegiatan mengadakan penilaian, koreksi, sehingga apa yang dilakukan oleh bawahan dapat dilakukan dengan benar dengan maksud mencapai tujuan yang telah digariskan semula. Sistem pengawasan di Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini dilakukan oleh Pak Sunarya, namun tidak setiap hari. Instrumen yang digunakan yaitu dengan penetapan standar, mengukur dan membandingkan hasil kerja terhadap penetapan standar dan memperbaiki penyimpangan yang terjadi jika ada.


C.      Manajemen Sumber Daya Manusia


Jumlah karyawan di Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya dari awal hingga sekarang mengalami kenaikan, namun tidak signifikan.  Tahun 2007 pak Sunarya belum memiliki karyawan, pada tahun 2008-2011, karyawan berjumlah 20 orang, dimana ini terdiri dari 4 karyawan di pabrik dan 16 orang pedagang panggul, sedangkan pada tahun 2012-2014 jumlah karyawan meningkat yaitu menjadi 24 orang yang terdiri dari 4 orang karyawan di pabrik dan 20 pedagang panggul.  Pada tahun 2015-2016 jumlah karyawan meningkat menjadi 30 orang. Tahun 2017 karyawan meningkat menjadi 33 orang yang terdiri dari 6 orang karyawan di pabrik dan 25 orang pedagang panggul serta 2 pedagang dengan gerobak. Semua karyawan di perusahaan ini berjenis kelamin laki-laki.

Jika dilihat dari kualifikasi karyawan berdasarkan pendidikan maka karyawan yang berpendidikan S1 tidak ada (0%), berpendidikan SMU/SMA/SMK sebanyak 3 orang (9,09%), berpendidikan SMP sebanyak 12 orang (36,37%) dan berpendidikan SD sebanyak18 orang (54,54%).

Pada Perusahaan Tahu Sumedang,  menentukan kebutuhan personil karyawan tidak ada, hanya saja mempertimbangkan keinginan seorang karyawan untuk bekerja keras dan keinginan belajar membuat tahu sumedang.  Pada awalnya perusahaan ini melakukan perekrutan karyawan yang berasal dari Jawa Barat dimana tempat Bapak Sunaryaa Berasal. Seiring perkembangan perusahaan setiap tahunnya, karyawan tahu Sumedang Pak Sunarya mulai mengundurkan diri dan membuat usahanya sendiri. Selanjutnya yang dilakukan Pak Sunarya yaitu melakukan pengrekrutan, mengangkat dan memilih karyawan yang berasal dari daerahnya sekaang, yaitu daerah Lampung. Penyebaran informasi untuk pengrekrutan karyawan biasanya adalah teman dan kerabat karyawan dengan syarat sudah dapat membuat tahu sumedang. Hal ini dikarenakan karena pemilik menghindari risiko kegagalan dalam produksi. Pengorientasian karyawan akan ditunjuk langsung oleh Pak Sunarya apakah bekerja di bagian produksi ataukah bagian pemasaran.

Perusahaan Tahu Sumedang ini  menetapkan kompensasi kepada karyawan dengan cara memberikan gaji sesuai produksi yang dihasilkan dalam sehari dengan ketentuan yaitu:
a.       Bagian produksi Rp 8000/saringan. Biasanya dalam sehari 1 karyawan mampu memproduksi sebanyak 15 saringan
b.      Bagian penggorengan Rp 5000/saringan. Biasanya dalam sehari 1 karyawan mampu menggoreng sebanyak 30 saringan

Pemberian gaji ini dilakukan setiap hari, namun ada karyawan ingin mengambilnya pada akhir bulan.  Perusahaan ini memberikan tunjangan kepada karyawan pada hari-hari tertentu, misalnya pada saat menjelang lebaran. 

Perusahaan ini melakukan evaluasi apabila ada kritikan dari konsumen. Evaluasi kerja dilakukan dengan cara memberi peringatan kepada karyawan. Kemudian diberikan kesempatan lagi untuk memperbaiki kekurangan yang ada dengan cara melatih kembali karyawan agar kualitas tahu sumedang yang dihasilkan lebih baik lagi. Kegiatan pemutusan kerja dilakukan apabila karyawan sudah tidak bisa dilatih kembali. Pemutusan kerja dilakukan dengan cara kekeluarga yaitu membiacarakannya langsung kepada karyawan tanpa menyinggung karyawan tersebut. Selain itu, pemutusan kerja juga dadpat terjadi akibat kesadaran karyawan sendiri akibat dari kinerjanya yang kurang memuaskan dan adanya kritikan negatif yang terlalu banyak dari konsumen.

.
D.  Manajemen Pengadaan Sarana Produksi


Subsistem pengadaan sarana produksi atau biasa disebut juga subsistem agribisnis hulu berhubungan dengan pengadaan sarana produksi pertanian, yaitu memproduksi dan mendistribusikan bahan, alat, dan mesin yang dibutuhkan dalam proses produksi.  Pada perusahaan perseorangan Tahu Sumedang ini, sarana produksi yang dibutuhkan dan digunakan di perusahaan berupa bahan baku.  Bahan baku ini antara lain kedelai, minyak, garam, air, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat tenaga kerja, mesin-mesin pengolah seperti mesin penggiling wajan besar, penyaringan, loyang, tempat penjemuran, tempat pengeringan, timbangan dan  pabrik sebagai tempat untuk mengolah tepung menjadi tahu sumedang.  Untuk jenis bahan baku yang digunakan perusahaan ini yaitu jenis kedelai impor, dimana Pak Sunarya mendapatkan inputnya dari pasar yang ada di Kota Bandar Lampung dan toko di Pringsewu.  Sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi tahu sumedang diperoleh dari Kota Bandar Lampung dan Tasikmalaya. 

Pada perusahaan Tahu Sumedang ini, di dalam pengadaan sarana produksi terdapat ketepatan dari berbagai aspek yaitu:
1.         Tepat Waktu
Pada kondisi ini pengiriman sarana produksi tepat waktu, karena Perusahaan Tahu Sumedang ini  tidak hanya menjalin kerjasama dengan satu pemasok bahan baku (supplier) tetapi lebih dari satu pemasok untuk mengantisipasi melonjaknya harga input yang meningkat.
2.         Tepat Tempat
Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya dalam pengadaan sarana produksi ini tepat tempat, karena pemasok bahan baku terletak di tempat yang strategis.
3.         Tepat Jenis
Jenis bahan pokok yang digunakan dalam produksi tahu sumedang haruslah sesuai dengan yang diinginkan perusahaan yaitu kedelai impor yang kedelainya lebih baik dari kedelai lokal karena dalam pemilihan jenis kedelai berpengaruh dalam standar yang diinginkan perusahaan.
4.         Tepat Kualitas
       Perusahaan perseorangan Tahu Sumedang ini cukup selektif dalam pemilihan bahan baku yang akan digunakan dalam produksi tahunya. Misalnya dalam pemilihan bahan baku utama pembuat tahu sumedang yaitu  kedelai, kedelai yang dipilih yaitu dengan kualitas yang baik yaitu kedelai yang ukurannya sedang yang didapatkan diagen yang sudah jadi pelanggan perusahaan.
2.         Tepat Kuantitas
Dalam pengadaan sarana produksi, perusahaan ini sudah merencanakan seberapa banyak jumlah bahan baku yang akan dipasok dari perusahaan pemasok (supplier). Dimana Pak Sunarya membeli bahan baju misalnya kedelai untuk 7 hari kedepan yaitu sebanyak 1.050 kg kedelai.
3.         Tepat Harga
Dalam memenuhi sarana produksi di perusahaan perusahaan ini sudah tepat harga, karena bahan baku untuk pembuatan tahu sumedang ini cukup terjeangkau dan selalu ada sepanjang tahun dan tidak bersifat musiman, serta mudah didapatkan di pasaran.

Di dalam  kegiatan usaha pastinya selalu ada permasalahan, sama seperti halnya dengan perusahaan perseorangan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini,  misalkan jika harga input naik (kedelai) maka harga produk ini tidak naik, sehingga keuntungannya akan menurun. Permasalahan ini dapat diatasi dengan mengurangi ukuran tahu agar tahu lebih kecil dan jumlah tahu yang dihasilkan lebih banyak.. Tempat cetakan tahu (ancak) mudah rusak sehingga harus sering diperbaiiki ataupun diganti. Namun penjualan tempat cetakan tahu (ancak) sangat jarang didapatkan sehingga harus membuat sendiri atau memesannya dijawa sehingga memerlukan waktu yang cukup lama mendapatkannya.

D.  Manajemen Produksi

Lokasi Industri Rumah Tangga ini sangatlah strategis, yaitu terletak di perkotaan dan berada di dekat jalan raya yaitu di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam No.34 H-1 Kecamatan Raja Basa, Kelurahan Gedung Meneng Bandar Lampung. Untuk pengadaan sumber bahan baku perusahaan ini melakukan pembelian dan pemesanan dari Bandar Lampung dan luar kota Bandar Lampung antara lain dari Pringsewu dan  pasar induk yang ada di Bandar Lampung. Ketersediaan tenaga kerja sudah cukup, karena tenaga kerja Industri tahu sumedang ini berasal dari Sumedang dan sekitaran lokasi produksi sudah mampu mencukupi kebutuhan akan tenaga kerja. Untuk lokasi pasar industri ini sudah strategis, yaitu terletak tidak jauh dari rumah produksi. Tidak hanya disitu tetapi pemasaran tahu sumedang ini juga dilakukan cabang usaha yaitu warung gerobak yang berada di Way halim dan sekitar Jl. Zainal Abidin Pagar Alam serta agen-agen yang mengambil kemudian dipasarkan dengan berkeliling. 
Perusahaan ini memiliki pabrik seluas ± 300M dan luas lahan ± 400 M. Tata letak/layout perusahaan ini terdiri dari tempat untuk mencetak tahu, tempat pengolahan atau pemasakan, tempat penggilingan kedelai, dan tempat bahan baku.


E.  Manajemen Teknologi/Pengolahan

Industri Tahu Sumedang  merupakan jenis industri yang pengolahannya menggunakan teknologi yang tradisional. Disebut sederhana karena alat yang digunakan tidak begitu banyak menggunakan mesin modern, baik dalam pengolahan bahan baku awal sampai pada tahap pemasaran. Seperti halnya penggunaan alat teknologi yang berwujud mesin antara lain hanya alat penggilingan. Sedangkan yang lainnya merupakan lat-alat tradisional yaitu : cetakan, keranjang, rak bambu, tungku atau kompor, ember besar, tampah (nyiru), drum plastik dan kain Saring atau kain blancu.
Untuk komponen-komponen penyususn teknologi yang digunakan hanya terdiri dari 4 jenis perangkat yaitu perangkat keras dan perangkat manusia, perangkat informasi, dan perangkat organisasi.
1.    Perangkat Keras
yaitu berupa alat penggiling kedelai yang digunakan untuk membantu mendukung kegiatan produksi. Selain itu juga alat-alat yang digunakan untuk pengemasan tahu sumedang berupa plastic, bungkus kotak, dan keranjang tahu.
2.    Perangkat Manusia
merupakan para pegawai atau karyawan yang memiliki keterampilan, pengetahuan, keahlian, inovasi, dan kreativitas dalam mengelola teknologi didivisinya masing-masing.
3.    Perangkat Informasi
Industri tahu sumedang mempunyai informasi mengenai segmentasi pasar yang didapatkan dari kritikan atau masukan oleh konsumen dan agen serta masyarakat. Untuk memberikan informasi kepada pelanggan industri ini hanya bermodalkan banner yang di pasang didepan toko.
4.      Perangkat Organisasi
Industri tahu sumedang mempunyai perangkat organisasi dari manajer/pemilik usaha untuk melakukan fungsi manajemen terhadap karyawan agar usaha tahu sumedang ini berjalan dengan efektif dan efesien.

Pendekatan teknologi yang diterapkan di industri tahu sumedang ini memiliki 3 pendekatan berikut yaitu:
1.    Pendekatan Teknologi Pengolahan
Dalam pendekatan teknologi pengolahan industry tahu sumedang menggunakan teknologi yang ramah lingkungan yang cepat dan efesien selain itu dalam pengolahan tidak menggunakan bahan pengawet.
2.    Pendekatan Teknologi Pengemasan
     Pengemasan secara khusus tidak dilakukan oleh perusahaan ini, karena produk hanya dikemas ketika konsumen akan membelinya, pengemasan hanya dengan bungkus kotak atau dengan wadah keranjang tahu.
3.    Pendekatan Teknologi Pemasaran
Yaitu pendekatan dilakukan dengan penetapkan harga jual yang cukup rendah dan melakukan berbagai strategi pemasaran dengan menjual langsung di toko dan bekerjasama dengan penjual-penjual yang sudah menjadi langganannya. Dalam pemasarannya, pemilik  usaha tidak begitu gencar dalam memasarkan produknya karena tanpa dipromosikan produknya sudah terkenal dan laku di pasaran.

Output yang dihasilkan oleh agroindustri ini ialah berupa tahu sumedang dengan total mencapai 200 kg/hari. Output tersebut didapatkan dari total 6 kg kedelai dalam sekali masak, dimana dalam satu hari mencapai 40 kali proses pemasakan kedelai sehingga jika dihitung jumlah input kedelai yang dibutuhkan untuk mendapatkan 200 kg tahu sumedang per hari ialah 240 kg kacang kedelai. Tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi tahu sumedang ini berjumlah empat orang yang bertugas mengolah kedelai menjadi tahu sumedang. Satu kotak tahu sumedang dipatoki harga Rp. 30.000,- yang berisi 150 biji tahu sumedang. Jumlah upah rata rata karyawan dalam proses produksi tahu sumedang ini ialah Rp. 15.000,- untuk satu kali masak sedangkan harga input kedelai Rp. 7.000,-/kg.


F.   Manajemen Pemasaran

Persaingan antar perusahaan tahu Sumedang semakin ketat dengan semakin banyaknya perusahaan yang ikut dalam industri tahu bahkan menggunakan nama produk yang sama, sehingga rnenuntut pelaku industri tahu Sumedang menggunakan strategi pemasaran yang efektif dalam menghadapi persaingan. Dalam pemasaran diperlukan segmentasi pasar, dimana yang dilakukan oleh Pak Sunarya ini adalah segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar yang dilakukan adalah berdasarkan segmentasi geografik yang mempertimbangkan bahwa tempat pemasaran tahu sumedang ini dekat dengan lingkungan masyarakat didaerah Bandar Lampung. Sehingga sasaran utamanya adalah seluruh masyarakat Bandar Lampung. Tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk mempermudah perbedaan pasar,  untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, mengarahkan strategi pemasaran , mendesain produk, menganalisis pasar, menemukan peluang, menguasai posisi yang superior dan kompetitif, dan  menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien.
Dalam pemasarannya, tahu sumedang Pak Sunarya dipasarkan melalui outlet -outlet atau kedai tahu sumedang yang ia miliki yang tersebar didaerah Bandar Lampung , tetapi tidak jarang ada juga orang - orang yang dengan sengaja datang langsung kelokasi pembuatan tahu untuk membeli tahu sumedang bapak sunarya, dimana setelah membeli tahu orang-orang ini akan memasarkannya kembali ketempat lainnya karena mereka merupakan pedagang tahu sumedang keliling yang sudah menjadi langganan dalam proses pemasaran tahu sumedang Pak Sunarya.
Adapun strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Pak Sunarya dalam usaha tahu sumedang yaitu:
1.    Kebijakan Produk
Produk yang ada pada agroindustri ini dibuat dengan tetap mempertahankan kualitas sehingga dapat bersaing dengan jenis olahan tahu lainnya yang sudah banyak tersebar di daerah Bandar Lampung. Dengan semakin banyaknya permintaan akan kebutuhan tahu yang sehat Pak Sunarya selalu menjaga kualitas tahu sumedang yang ia produksi mulai dari bahan baku hingga hasil yang siap untuk dipasarkan sehingga nantinya akan dapat lebih meningkatkan permintaan tahu.
2.    Kebijakan Harga
Kebijakan strategi dan prosedur penetapan harga, namun dinyatakan secara tertulis . Tujuan dari usaha ini adalah menjadi usaha yang memiliki keberlanjutan untuk waktu yang lama. Pemilik usaha tahu sumedang ini menyebutkan bahwa keuntungan yang dicari beliau tidaklah banyak karena yang terpenting adalah keberlanjutan usahanya. Penetapan harganya dilakukan dengan kriteria, yaitu berdasarkan biaya total, permintaan konsumen dan persaingan antar penjual. Harga tahu di outlet Pak Sunarya telah disesuaikan dengan penawarannya agar tidak ada kelebihan penawaran (excess supply ). Dalam usaha ini, pemilik tidak memiliki distributor khusus untuk menjual tahunya. Manajemen pada agroindustri/perusahaan ini memiliki elasitas permintaan harga , pengaruh kurva , pengalaman , kebijakan penetapan harga pesaing.
3.    Kebijakan saluran distribusi
Pada  usaha tahu sumedang Pak Sunarya ini tidak memiliki tujuan dan strategi distribusi yang dinyatakan tegas dan tidak memiliki lingkup dan pelayanan pemasaran perusahaan memadai,perusahaan ini tidak mengevaluasi metode pengiriman produknya dan tidak ada saluran distribusinya.    
4.    Kebijakan Promosi
Perusahaan ini memiliki rencana promosi menyeluruh dalam menjalankan promosi dilakukan dengan cara menyebarkan melalui mulut ke mulut dimana pemilik memberi tahu bahwa ditempatnya menjual tahu sumedang. Karena dengan metode tersebut cukup untuk membuat tahu sumedang yang dipasarkan dapat menarik konsumen, karena sebagian besar penduduk Bandar Lampung kebutuhan konsumsi akan tahu sangat tinggi. Sehingga harapannya pembeli akan kembali lagi membeli dioutlet tahu sumedang Pak Sunarya. Perusahaan tahu sumedang ini berada di posisi sebagai perusahaan pengolah dan pemasar tahu. Usaha tahu sumedang ini merupakan perusahaan perseorangan yang sudah berkembang selama lebih dari 5 tahun. Untuk memperlancar komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju.


G. Manajemen Keuangan

Manajamen keuangan adalah manajemen yang mengkaitkan pemerolehan (acquitition), pembiayaan atau pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyeluruh dari suatu perusahaan. Semua kegiatan atau aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Hal yang wajib yang harus dilakukan oleh seorang manajer keuangan adalah mengelola segala unsur dan segi keuangan dalam suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh kerana itu manajer keuangan harus mengetahui berbagai aktivitas manajemen keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaannya untuk merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan. Peran manajemen keuangan dalam perusahaan diantaranya :
1.    Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan (pemerolehan (acquitition), pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva secara efisien) .
2.    Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat  meningkat.
3.    Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi di lingkungan :
a.    persaingan antar perusahaan.
b.    perekonomian dunia yang tidak menentu.
c.    perubahan teknologi.
d.   tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi
Fungsi manajemen keuangan meliputi :
1.    Fungsi penggunaan dana
2.    Keputusan investasi
3.    Pembelanjaan aktif.
4.    Bagaimana menggunakan dana secara efisien
Pada perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya, yang menangani keuangan adalah Ibu Ning.  Dalam perusahaan ini belum terdapat pembukuan khusus untuk keuangan hanya terdapat catatan pengeluaran untuk pembelian bahan baku dan jumlah penerimaan yang diperoleh perusahaan setiap bulannya. Modal yang digunakan oleh perusahaan untuk saat ini sebagian berasal dari modal sendiri (%) dan bersal dari modal dari luar yaitu dari bank (%). Untuk satu bulan produksi, pabrik menggunakan modal sebesar Rp 45.000.000.

Analisis Keuntungan yang diperoleh perusahaan selama 1 bulan:


Analisis BEP adalah anaisis yang  meliputi BEP dalam penerimaan (Rp), BEP kuantitas Produksi, dan BEP harga yang menghasilkan perhitungan sebagai berikut :
1.    BEP Produksi (Rp)     =                 Biaya tetap total                    
   Harga produk per unit - biaya variabel

=          23.402.740
 500 - 135,69
=     23.402.740
364,31
= 64238,53 per hari


2.    BEP Harga                  =          Biaya tetap total                    
            Banyaknya produk

=          1390508,67
       4500
= 309,002

Harga produk per unit
 
 

3.    BEP Penerimaan         =                 Biaya tetap total                     x
   Harga produk per unit - biaya variabel 

=          23.402.740
 500 - 135,69
=     23.402.740
364,31
= 64238,53 x 500
= Rp 32.119.265

Menurut Soekartawi analisis R/C Rasio merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu unit usaha dalam melakukan proses produksi mengalami kerugian, impas, untung. Analisis R/C Rasio merupakan analisis yang membagi antara penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari satu maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan, apabila nilai R/C Rasio yang diperoleh sama dengan satu maka usaha tersebut impas atau tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Sedangkan apabila nilai R/C Rasio yang diperoleh kurang dari satu maka usaha tersebut mengalami kerugian.Adapun rumus R/C Rasio yaitu :R/C Rasio = TR/TC Dengan syarat = R/C Rasio > 1 usaha tersebut menguntungkan, R/C Rasio = 1 usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi R/C Rasio < 1 usaha tersebut tidak menguntungkan atau rugi. Pada perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya R/C rasio nya adalah sebesar:
       R/C           = TR/TC
= 58.500.000/41.715.260
= 1,40
Jadi, dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa usaha pada perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya layak dilaksanakan atau diusahakan. Selanjutnya untuk rasio-rasio keuangan perusahaan setahun terakhir untuk rasio sovabilitas perusahaan telah mampu memenuhi semua kebutuhan finansialnya atau dengan kata lain telah mandiri secara finansial, untuk rasio rentabilitas jumlah modal yang dikeluarkan telah sesuai dengan laba yang diperoleh atau dihasilkan serta rasio profitabilitas perusahaan keuntungan yang diperoleh perusahaan setiap tahunnya telah mengalami sejumlah peningkatan.

Neraca Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya
URAIAN
BULAN
SEBELUMNYA
BULAN
SEKARANG
Total Aktiva


-Aktiva Lancar
6812222.2
34452222
-Aktiva Tetap
169194444
169194444
-Aktiva Lain
-
-



Total Passiva


-Kewajiban lancar 
4166666.7
4166666.7
-Kewajiban Jangka    
 
Panjang
-
-
-Modal Sendiri
-




Volume Usaha (Omzet)
87000000
94800000
Laba
21840000
27640000
Piutang
-
-
Beban Piutang
-
-

Dalam bidang keuangan masalah yang dihadapi oleh perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya yaitu saat produksi tahu gagal, maka tidak ada modal lagi untuk melakukan produksi tahu berikutnya. Solusinya ialah perusahaan ini melakukan pinjaman modal usaha kepada bank.


H.  Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.  Manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam segi kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi.  Tujuan dari manajemen risiko adalah meminimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang.  Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terjadinya kerugian maupun accident.  Dalam perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini terdapat beberapa risiko dalam menjalankannya yaitu sbb :
1.    Risiko Produksi
Perusahaan tahu sumedang ini tidak memiliki masalah risiko produksi yaitu penurunan produksi dan mutu.  Hal ini terjadi karena perusahaan ini memiliki aturan bahwa meskipun harga bahan baku meningkat produksi tetap seperti biasa tanpa menurunkan harga jual, namun bisa saja ukuran tahu yang dibuat cenderung lebih kecil sedikit dari biasanya.
2.    Risiko Kepemilikan
Tidak terjadi risiko kepemilikan karena perusahaan tahu sumedang ini merupakan perusahaan keluarga sehingga tidak akan terjadi masalah dalam hal kepemilikan.
3.    Risiko Keuangan dan Pembiayaan
Risiko ini dapat terjadi pada saat harga bahan baku utama seperti kedelai, minyak goreng khususnya kedelai yang menggunakan kedelai impor mengalami kenaikan harga hal ini dapat merugikan perusahaan tahu sumedang ini karena, perusahaan ini tidak akan menurunkan mutunya meskipun hal ini dapat menyebabkan kerugian perusahaan itu sendiri.  Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi risiko ini adalah dengan meminjam di bank untuk menangani risiko tersebut.
4.    Risiko Kerugian karena Kecelakaan & Risiko karena Bencana Alam
Perusahaan tahu sumedang ini tidak memiliki rencana terlebih dahulu untuk mengatasi risiko kerugian karena kecelakaandan bencana alam hal ini karena perusahaan ini tidak memiliki upaya-upaya penanggulangan dengan mengasuransikan usahanya jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran, banjir, dll.
5.    Risiko Hubungan Tata Kerja
Dalam perusahaan tahu sumedang ini risiko hubungan tata kerja ini dapat diminimisasikan karena perusahaan ini memiliki aturan pengupahan yaitu 1 orang mendapatkan Rp. 8.000,- saat menghasilkan 1 saringan tahu sumedang mentah dan Rp. 5.000,- ketika menghasilkan 1 saringan tahu sumedang goreng.  Sehingga setiap orang berusaha untuk semakin meningkatkan produktifitasnya setiap hari agar semakin banyak mendapatkan upah.
6.    Risiko Perubahan Harga
Risiko ini dapat terjadi karena bahan baku utama tahu sumedang adalah kedelai impor, harga kedelai dapat meningkat jika Dolar Amerika menguat terhadap Rupiah Indonesia hal ini menyebabkan meningkatnya ongkos produksi dari tahu sumedang itu sendiri, tetapi karena perusahaan ini memiliki aturan untuk tidak mennurunkan mutunya sehingga upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah ini adalah dengan menunggu sampai harga kedelai stabil kembali meskipun hal tersebut dapat menurunkan keuntungan perusahaan ini atau bahkan dapat membuat perusahaan ini tidak mendapatkan keuntungan.  Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan meminjam modal dari bank.


I.     Jasa Layanan Pendukung Agribisnis

Jasa layanan pendukung dalam kegiatan agribisnis antara lain adalah bank, penyuluhan pertanian, lembaga penelitian, asuransi, kebijakan pemerintah, transportasi, serta komunikasi dan informasi.  Dalam rangka membangun agribisnis yang kompetitif dan menyejahterakan pemiliknya diperlukan komitmen pemerintah untuk mewujudkan kebijakan pelayan dasar bagi terciptanya iklim agribisnis yang kondusif.  Pada perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini jasa layanan pendukung yang dipakai/digunakan Pak Sunarya ini jasa layanan pendukung yang dipakai/digunakan antara lain:
1.    Lembaga Keuangan (Bank)
Bank dianggap memiliki perincian yang lebih mudah untuk meminjamkan modal, karena dalam perusahaan tahu sumedang ini sebagian besar modal utamanya berasal dari pinjaman bank dan hanya sebagian kecil saja menggunakan modal sendiri.
2.    Penyuluhan Pertanian
Tidak ada lembaga penyuluhan pertanian. Namun, anggota perusahaan ini pernah mengikuti pelatihan-pelatihan seperti pelatihan manajemen dan penggantian mesin produksi
3.      Lembaga Penelitian
Lembaga penelitian yang pernah datang ke perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya yaitu surveyor mengenai limbah perusahaan dan surveyor tentang kehalalan produk yang dijual di Tahu Sumedang Pak Sunarya.
4.      Asuransi
Tidak ada jasa layanan asuransi yang diberikan oleh perusahaan ini kepada karyawannya.
5.    Kebijakan Pemerintah
Perusahaan ini mengikuti saja kebijakan pemerintah yang sudah ada sebelumnya. Kebijakan pemerintah dalam berbagai bidang yang membuat iklim agribisnis menjadi lebih kondusif adalah pengaruh yang besar bagi kelancaran dan keberlangsungan perusahaan tahu sumedang ini.  Keadaan politik salah satunya, yang kondusif akan membuat inflasi tidak terlalu tinggi yang membuat harga bahan baku kacang kedelai tidak terlalu mengalami peningkatan harga yang signifikan.
6.      Transportasi
Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya menggunakan transportasi milik sendiri yaitu mobil untuk mengangkut bahan baku produksi dan juga alat-alat produksi dari pemasoknya.
7.    Teknologi Komunikasi dan Informasi
Perusahaan tahu sumedang ini tidak menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, penyebaran informasi hanya berasal dari informasi antar konsumen.











VI.   KESIMPULAN DAN SARAN


A.  Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dalam penulisan laporan ini, antaralain:
1.    Usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya merupakan jenis usaha mikro.  Sedangkan kedudukan perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini terletak pada subsistem pengolahan (processing), dan subsistem pemasaran (marketing)  dan subsistem jasa layanan penunjang.
2.    Adapun penerapan fungsi-fungsi manajemen pada setiap subsistem agribisnis yang ada di Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini yaitu:
a.    Perencanaan merupakan tahapan awal dari proses manajemen. Kegiatan perencanaan yang ada pada Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini meliputi perencanaan penyediaan sarana produksi, perencanaan produksi atau pengolahan dan perencanaan pemasaran.
b.    Pengorganisasian merupakan suatu proses pengelompokan kegiatan yang diperlukan mulai dari penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi atau perusahaan yang meliputi ,Pak sunarya sebagai pemilik: melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap aktivitas Perusahaan Tahu Sumedang.  Bidang Pemasaran: mengatur produk-produk yang akan dipasarkan baik untuk dijual sendiri dan untuk pedagang panggul.
c.    Pelaksanaan dilaksanakan bersamaan dengan pengarahan yang dapat diartikan sebagai aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan pikiran dan tenaganya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d.   Sistem pengawasan di Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini dilakukan oleh Pak Sunarya, namun tidak setiap hari.
3.    Manajemen SDM pada Perusahaan Tahu Sumedang,  kebutuhan personil karyawan ditetapkan dengan cara  mempertimbangkan keahlian seseorang yang sudah pandai membuat tahu sumedang.  Perusahaan ini melakukan perekrutan melalui penyebaran informasi kepada karyawan saja sehingga biasanya yang direkrut adalah teman dan kerabat karyawan dengan syarat sudah dapat membuat tahu sumedang. Hal ini dikarenakan karena pemilik menghindari risiko kegagalan dalam produksi.  
4.    Pada perusahaan Tahu Sumedang ini, di dalam pengadaan sarana produksi terdapat ketepatan dari berbagai aspek yaitu sudah tepat waktu, tepat tempat, tepat kualitas, tepat kuantitas, dan tepat harga.
5.    Lokasi Industri Rumah Tangga ini sangatlah strategis, untuk pengadaan sumber bahan baku perusahaan ini melakukan pembelian dan pemesanan dari Bandar Lampung dan luar kota Bandar Lampung antara lain dari Pringsewu, dan untuk ketersediaan tenaga kerja sudah cukup, karena tenaga kerja Industri tahu sumedang ini berasal dari Sumedang dan mampu mencukupi kebutuhan akan tenaga kerja.
6.    Industri Tahu Sumedang  merupakan jenis industri yang pengolahannya menggunakan teknologi yang sederhana.  Disebut sederhana karena alat yang digunakan tidak begitu banyak menggunakan mesin modern.
7.    Dalam pemasaran diperlukan segmentasi pasar, dimana yang dilakukan oleh Pak Sunarya ini adalah segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar yang dilakukan adalah berdasarkan segmentasi geografik yang mempertimbangkan bahwa tempat pemasaran tahu sumedang ini dekat dengan lingkungan masyarakat didaerah Bandar Lampung.
8.    Pada perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya, yang menangani keuangan adalah Ibu Ning.  Dalam perusahaan ini belum terdapat pembukuan khusus untuk keuangan hanya terdapat catatan pengeluaran untuk pembelian bahan baku dan jumlah penerimaan yang diperoleh perusahaan setiap bulannya. Modal yang digunakan oleh perusahaan berasal dari modal sendiri dan pinjaman dari bank.
9.    Dalam perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini terdapat beberapa risiko dalam menjalankannya yaitu risiko produksi, risiko keuangan dan pembiayaan, risiko kerugian karena kecelakaan, risiko bencana alam, risiko hubungan tata kerja, dan risiko perubahan harga.  Namun risiko yang paling dirasakan pada usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya ini yaitu risiko perubahan harga dari bahan baku yang sering kali mengalami fluktuasi harga untuk bahan baku kedelai.
10.     Jasa layanan pendukung   yang mendukung perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini antara lain: bank, lembaga penelitian, kebijakan pemerintah, transportasi dan teknologi komunikasi dan informasi


B.  Saran

Setelah dilakukan turun lapang langsung terhadap agroindustri Tahu Sumedang Pak Sunarya maka ada beberapa saran menurut kami dalam hal agar perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya lebih berkembang:
1.    Sebaiknya untuk meminimalisir risiko dari sisi pemasukan dan pengeluaran finansial untuk dibuat pembukuan khusus agar terdeteksi jika terjadi dengan tepat dan pasti seberapa banyak modal yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh.
2.    Limbah ampas tahu yang dihasilkan oleh agroindustri Tahu Sumedang Pak Sunarya cukup banyak, sehingga untuk lebih menambah margin profit juga menambah nilai tambah dari hasil samping tahu sumedang maka limbah yang berupa ampas tahu seharusnya bisa dimanfaatkan untuk diolah kembali seperti menjadi oncom sehingga memiliki nilai jual.


















DAFTAR PUSTAKA



Adisarwanto, T. 2002. Budidaya Dengan Pemupukan Yang Efektif dan
Pengoptimalan Peran Bintil akar Kedelai. Penebar Swaday. Jakarta.

Departemen Pertanian, 1983. Pedoman Bercocok Tanam Padi, Palawija, Sayur-Sayuran. Satuan Pengendali BIMAS. Jakarta.

Kurniati. 2008. Kedelai. IndoBook Citra Media. Bogor.

Mangunwidjaja, D dan Sailah, I. 2002. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Permata, J.D. 2002. Skripsi, Analisis Sistem Agribisnis Kedelai (Kasus Di Desa
Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa

Silitonga, C.1996. Perkembangan Ekonomi Pertanian Internasional 1969-1995. PERHEPI. Jakarta

Silvia.L.V, 2008. Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran “Tahu” Sukun Malang.Departemen Agribisnis Universitas Muhammadiyah. Malang.

Soekartawi.1994. Teori Ekonomi Produksi ; Dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb-Douglas. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.




























































Komentar

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus

Posting Komentar