PENERAPAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA USAHA TAHU SUMEDANG PAK SUNARYA DI KEMILING, BANDAR LAMPUNG
PENERAPAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA
USAHA TAHU SUMEDANG PAK SUNARYA
DI KEMILING, BANDAR
LAMPUNG
(Laporan Turun Lapang Mata Kuliah Manajemen
Agribisnis)
Oleh
Kelompok
6
Tika
Ariska 1514131104
Hanif
Anggi Pangesti 1514131124
Fitri
Niken Vebiantina 1514131131
Dini
Gia Saraswati 1514131135
Putu
Yogi Adi Saputra 1514131145
Adelia
Putri Ayunisa 1514131146
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pertanian adalah sektor sektor terbesar dalam hampir setiap
ekonomi negara berkembang. Sektor ini menyediakan pangan bagi sebagian besar
penduduknya, memberikan lapangan pekerjaan bagi hampir seluruh angkatan kerja
yang ada, menghasilkan bahan mentah, bahan bar=ku dan penolong bagi industri
dan menjadi sumber terbesar penerimaan devisa. (Silitonga, 1996).
Sektor pertanian di Indonesia semakin dirasa penting bagi
bangsa indonesia karena, sektor ini mampu memasok pangan sehingga Indonesia
menjadi negara produsen padi dan mampu berswasembada padi sejak 1984. Disamping
itu sektor pertanian juga mampu menyediakan lapangan kerja, menyumbang devisa
melalui bertambahnya ekspor serta mampu menduung munculnya industri yang
berbahan baku pertanian. Oleh karena itu nilai sektor produk pertanian terus
bertambah secara relatif terhadap produkdomestik bruto (PDB) terus menurun
(Soekartawi, 1994).
Agroindustri merupakan suatu bentuk kegiatan atau
aktifitas yang mengolah bahan baku yang berasal dari tanaman maupun hewan. Agroindustri memiliki peranan yang sangat
penting dalam pembangunan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya
dalam hal meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, menyerap tenaga kerja,
meningkatkan perolehan devisa, dan mendorong tumbuhnya industri lain. Meskipun peranan agroindustri sangat penting,
pembangunan agroindustri masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi
agroindustri dalam negeri, antara lain: 1) kurang tersedianya bahan baku yang
cukup dan kontinu; 2) kurang nyatanya peran agroindustri di perdesaan karena
masih berkonsentrasinya agroindustri di perkotaan; 3) kurang konsistennya
kebijakan pemerintah terhadap agroindustri; 4) kurangnya fasilitas permodalan
(perkreditan) dan kalaupun ada prosedurnya amat ketat; 5) keterbatasan pasar;
6) lemahnya infrastruktur; 7) kurangnya perhatian terhadap penelitian dan
pengembangan; 8) lemahnya keterkaitan industri hulu dan hilir; 9) kualitas
produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing; 10) lemahnya entrepreneurship
(Soekartawi, 2000).
Sektor industri kecil pada agribisnis mampu menunjukan
kinerja yang lebih tangguh dan mampu memberikan kontribusi yang cukup
signifikan pada perekonomian nasioanal. Hal ini dibuktikan dengan semakin
meningkatnya jumlah tenaga kerja di bidang agribisnis pada tahun 2007
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kecenderungan peningkatan tenaga kerja
menandakan bahwa industri kecil dibidang agribisnis akan semakin berkembang
pada tahun yang akan datang. Artinya industri tersebut menguntungkan untuk
tetap dilaksanakan dan berpotensi untuk berkembang dimasa yang akan datang
namun penuh dengan tantangan
Tahu merupakan salah satu makanan olahan kedelai yang
terus berinovasi, mulai dari gorengan tahu yang di jual di penggir jalan hingga
sekarang digunakan pada menu-menu masakan di restoran besar. Masyarakat Indonesia pada umumnya kurang
minat mengkonsumsi kacang kedelai langsung tanpa diolah, kebanyakan dari mereka
lebih menyukai produk olahannya, salah satunya adalah tahu sumedang. Usaha industri tahu yang berkembang
dimasyarakat adalah industri rumah tangga dan industri kecil.
Usaha tahu sumedang milik bapak Sunarya yang berada di
Langkapura Kemiling merupakan salah satu industri kecil yang mengolah kacang
kedelai menjadi tahu sumedang yang banyak diminati masyarakat Bandar Lampung.
Banyaknya industri kecil yang bergerak dalam usaha yang sama dan dalam lokasi
usaha yang sama maka terjadi persaingan yang cukup ketat. Permasalahan pokok
yang saat ini menghambat perkembangan industri kecil adalah faktor pertama
pengaruh modal kerja yang sangat minim, faktor kedua kenaikan harga bahan baku
yang digunakan dalam pembuatan tahu, faktor ketiga pemasaran untuk menyalurkan
tahu dari produsen ke konsumen pada industri kecil masih merupakan masalah,
karena kurangnya informasi pasar terkait dengan pola permintaan konsumen.
Selain itu kemampuan dalam strategi pemasaran pada
industri rumah tangga ini masih kurang, karena umumnya pengusaha tahu industri
kecil kurang atau tidak mengetahui produk yang sedang gencar di pasaran. Bahkan terkadang pengusaha tidak mampu
menghasilkan produk dengan mutu yang sesuai dengan tuntutan pasar, selera
konsumen, dan kurang mampu memproduksi dalam jumlah yang besar dalam waktu
cepat sehingga permintaan pasar tidak dapat dipenuhi. Dari permasalahan-permasalahan yang telah
dikemukakan di atas, maka kami tertarik untuk menganalisis bagaimana sistem
manajemen agribisnis pada agroindustri tahu sumedang pak Sunarya sebagai produk
olahan kedelai serta strategi pemasaran usaha industri tahu di daerah
penelitian.
B.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan turun lapang
ini adalah sebagai berikut:
1.
Memahami
jenis perusahaan dan kedududukan usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya dalam sistem
agribisnis
2.
Memahami
fungsi-fungsi manajemen usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya dalam sistem agribisnis
3.
Memahami
manajemen SDM dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
4.
Memahami
manajemen pengadaan sarana produksi dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
5.
Memahami
manajemen produksi dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
6.
Memahami
manajemen teknologi atau pengolahan dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
7.
Memahami
manajemen pemasaran dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
8.
Memahami
manajemen keuangan dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
9.
Memahami
manajemen resiko dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
10.
Memahami
jasa layanan pendukung dalam usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya
C.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari
penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai
bahan pertimbangan dan sumber informasi bagi pengusaha tahu agar dapat meningkatkan produktivitasnya.
2.
Sebagai
bahan pertimbangan bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan untuk lebih memperhatikan usaha di bidang agroindustri tahu,
agar agroindustri ini dapat didukung dan dikembangkan.
3.
Sebagai
bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin membahas tentang topik yang sama
atau topik yang terkait dengan laporan kami.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Manajemen Agribisnis
Agribisnis
merupakan cara baru melihat pertanian dalam arti cara pandang yang dahulu dilaksanakan secara
sektoral sekarang secara inter sektoral atau dilaksanakan secara sub sistem
sekarang secara system. Dengan
demikian agribisnis mempunyai keterkaitan vertikal dan antar subsistem serta
keterkaitan horisontal dengan sistem atau sub sistem lain diluar seperti
jasa-jasa yang meliputi finansial dan
perbankan, transpotasi, perdagangan, pendidikan dan Iain-Iain(Saragih, 2007).
Sistem Agribisnis mencakup 4 (empat) hal, Pertama, industri pertanian
hulu yang disebut juga agribisnis hulu atau up stream agribinis, yakni
industri-industri yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian seperti
industri agro-kimia (Pupuk, pestisida dan obat- obatan hewan), industri
agro-otomotif (alat dan mesin pertanian, alat dan mesin pengolahan hasil
pertanian) dan industri pembibitan/perbenihan tanaman/hewan. Kedua, pertanian dalam arti luas
yang disebut juga on farm agribisnis yaitu usaha tani yang meliputi
budidaya pertaniaan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan
kehutanan. Ketiga, industri hilir pertanian yang disebut juga agribisnis hilir atau
down stream agribusness, yakni kegiatan industri yang mengolah hasil pertanian
hasil pertanian menjadi produk olahan baik produk antara maupun produk akhir. Keempat, jasa penunjang
agribisnis yakni perdagangan, perbankan, pendidikan, pendampingan dari petugas
ataupun tenga ahli serta adanya regulasi pemerintah yang mendukung petani. dan
lain sebagainya. Dari empat unsur tadi mempunyai keterkaitan satu dan lainnya sangat erat
dan terpadu dalam sistem. Dengan demikian pembangunan agribisnis merupakan pembangunan industri dan
pertanian serta jasa sekaligus. Sampai dengan sekarang berdasarkan realita dilapangan pembangunan
pertanian hanya sepotong-potong dan tidak dilaksanakan secara terpadu, koordinatif
dan selaras (Saragih, 2007).
Faktor pendukung keberhasilan agribisnis adalah berkembangnya
kelembagaan-kelembagaan tani, keuangan, penelitian dan pendidikan. Menurut
hasil kajian pengaruh kelembagaan terhadap adopsi irigrasi terhadap kelembagaan
tani di kabupaten Tasikmalaya menyampaikan bahwa hubungan antara kelembagaan
tani belum efektif dan sangat sederhana dalam pengembangan agribisnis. Menurut Rahardi dalam cerdas
beragribisnis tahun 2006, usaha agribisnis dapat meningkatkan pendapatan petani
bila dikelola dengan sumberdaya manusia yang cerdas dalam mengakses teknologi,
informasi, pasar dan permodalan. Produktivitas padi meningkat karena pengelolaan usaha tani yang baik (Rahardi, 2006).
B. Kedelai
Biji kedelai mempunyai nilai guna
yang cukup tinggi karena bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan, dan
bahan baku industri, baik skala kecil maupun besar. Kedelai mengandung kadar protein lebih dari
40 persen dan lemak 10-15 persen. Produk pangan berbahan baku kedelai ini dapat
dibagi menjadi dua kategori, yaitu dalam bentuk hasil nonfermentasi dan
fermentasi (Adisarwanto, 2002).
Kedelai memiliki prospek
yang cerah untuk dikembangkan secara komersial. Kedelai merupakan
komoditas bahan baku industri pengolahan susu kedelai, tahu dan tempe yang sekarang
menjadi makanan rakyat yang sangat populer, serta produk industri hasil olahan
lainnya. Pertumbuhan permintaan kedelai selama 15 tahun
terakhir cukup tinggi, namun tidak mampu diimbangi oleh produksi dalam negeri,
sehingga harus dilakukan impor dalam jumlah yang cukup besar.
Prospek pengembangan kedelai di dalam negeri untuk menekan impor cukup
baik, mengingat ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas, iklim yang
cocok, teknologi yang telah dihasilkan, serta sumberdaya manusia yang cukup
terampil dalam usahatani. uktur, serta pengaturan tata niaga dan insentif
usaha. Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, dengan
sasaran peningkatan produksi 15% per tahun, sasaran produksi 60% dicapai pada
tahun 2009. dan swasembada baru tercapai pada tahun 2015. Untuk mendukung upaya
khusus peningkatan produksi kedelai tersebut diperlukan investasi sebesar Rp.
5,09 trilyun (2005-2009) dan 16,19 trilyun (2010-2025). Dalam periode yang
sama, investasi swasta diperkirakan masing-masing sebesar Rp. 0,68 trilyun dan
Rp. 2,45 trilyun. Kedelai dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan protein murah bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas SDM
Indonesia. Sejalan dengan pertambahan jumlah
penduduk maka permintaan akan kedelai semakin meningkat. Pada tahun 1998 konsumsi
per kapita baru 9 kg/tahun, kini naik menjadi 10 kg/th. Dengan konsumsi perkapita
rata-rata 10 kg/tahun maka dengan jumlah penduduk 220 juta dibutuhkan 2 juta
ton lebih per tahun. Untuk itu diperlukan program khusus peningkatan
produksi kedelai dalam negeri. Produksi
kedelai pernah mencapai 1,86 juta pada tahun 1992 (tertinggi) kemudian turun
terus hingga kini 2007, hanya 0,6 juta ton (Departemen
Pertanian, 1983).
Ditinjau dari segi ekonomi,
kedelai yang sudah diolah akan meningkatkan
nilai jualnya, jika hasil
olahannya banyak dibutuhkan, permintaan akan kedelai pun meningkat. Hal ini sangat berpengaruh pada harga kedelai
serta kesejahteraan petani dan penjual kedelai.Ditinjau dari segi kesehatan,
hasil olahan kedelai dapat lebih mudah dicerna dan mengandung lebih banyak
gizi. Hal ini berpengaruh pada kesehatan tubuh. Disamping itu, hasil olahan
kedelai lebih disukai oleh banyak orang (Kurniati, 2008).
C.
Tahu Sumedang
Tahu merupakan makanan yang
mengandung banyak protein nabati karena terbuat dari kacang kedelai.
Makanan yang relatif murah tetapi sangat bergizi sehingga cocok menjadi
santapan pecinta kuliner dari berbagai usia. Tahu bisa diolah khusus untuk tahu yang
digoreng, salah satu yang paling terkenal adalah Tahu Sumedang, yang
merupakan makanan khas dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Dari dulu hingga sekarang, proses pembuatannya
masih tradisional, menggunakan tenaga manusia, serta tidak menggunakan
bahan pengawet. Dimulai dengan merendam kacang kedelai selama 4–6 jam, kemudian
dicuci, digiling, direbus, dan disaring untuk mengendapkan patinya yang nanti
akan menjadi tahu. Banyaknya pengusaha yang mulai melirik adanya peluang bisnis, maka mulailah
mereka mengembangkan bisnis di bidang produk makanan “Tahu Sumedang”. Seiring dengan perkembangan bisnis makanan
olahan tahu, maka banyak berdiri pabrik-pabrik tahu dan mereka melakukan
strategi pemasarannya masing-masing untuk memenangkan persaingan (Silvia,
2008).
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Pengumpulan Data
Lokasi penelitian ini
dilakukan di
Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya yang beralamat di Jalan Jalan Imam Bonjol Giri Langkapura Kemiling Bandar Lampung.
Kunjungan lapang dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18 Oktober 2017,
1 November 2017, dan 20 November 2017. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara secara langsung
kepada beberapa narasumber yang ada di Perusahaan Tahu
Sumedang Pak Sunarya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara, observasi, dan juga menggunakan
kuesioner ( lampiran ). Sedangkan data sekunder berasal dari artikel, internet,
buku-buku yang terkait dengan penelitian.
B.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang
digunakan yaitu dengan cara membandingkan praktik yang diterapkan oleh
Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya dengan teori manajemen agribisnis yang telah
dipelajari terutama terkait dengan fungsi-fungsi manjemen.
IV.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.
Sejarah Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya
Tahu sumedang Pak Sunarya berada di Jalan Imam
Bonjol Giri Langkapura Kemiling Bandar Lampung.
Tahu sumedang Pak Sunarya ini berdiri pada tahun 2007, pada awalnya tahu sumedang ini bernama tahu
sumedang bogarasa mandiri. Namun, karena
tahu sumedang ini lebih dikenal dengan tahu sumedang Pak Sunarya sebagai
pemilik agroindustri ini maka untuk memudahkan konsumen tahu sumedang ini diganti nama menjadi tahu
sumedang Pak Sunarya. Pak Sunarya
merupakan transmigran asal Jawa Barat yang memutuskan untuk menetap di Bandar
Lampung bersama istri dan anaknya. Di
daerah asal, Pak Sunarya bekerja sebagai penjual tahu, karena melihat di
Lampung masih langka akan tahu sumedang akhirnya Pak Sunarya membuka produksi
tahu sumedang dirumahnya, pada mulanya untuk membuka usaha ini Pak Sunarnya
meminjam uang di Bank.
B. Wilayah Kerja
Usaha tahu Sumedang ini memiliki luas pabrik
dengan luas ± 300M dan luas lahan ± 400
M, pabrik ini di lengkapi dengan mess dan ruangan pengolahan tahu
Sumedang. Produksi yang dihasilkan tiap
hari yakni sebanyak 30 saringan dalam satu saringan sebanyak 5 kotak dan dalam
satu kotak terdapat 500 biji. Dalam
melakukan produksi tahu Sumedang, alat yang digunakan masih terbilang tradisional
dan jumlah tenaga kerjanya pun masih sedkit yakni hanya 6 orang 2 orang yang
berkerja sebagai penggoreng tahu dan 4 orang sebagai pembuat tahu mentah. Alat-alat
yang dimiliki Pak Sunarya untuk memproduksi tahu Sumedang yaitu mesin giling,
wajan besar, penyaringan, loyang, tempat penjemuran, tempat pengeringan,
timbangan.
C.
Potensi Wilayah Kerja
Pada awal perintisan, Pak Sunarya hanya
memproduksi tahu Sumedang disekitar kawasan rumahnya saja, akan tetapi karna
tanggapan dari konsumen baik terhadap usaha tahu Sumedangnya, maka Pak Sunarya
membuka cabang di sekitar Way Halim dan Sekitar Jalan Zainal Pagar Alam. Selain itu Pak Sunarya juga memiliki pedagang
keliling sebanyak 25 orang yang setiap hari mengambil tahunya untuk dijajakan
kekonsumen.
D.
Visi dan Misi Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya
Visi
agroindustri tahu Sumedang adalah “Menjadi produsen
tahu sumedang di bandar lampung yang berorientasi pada agroindustri
dan agrobisnis yang berkualitas yang
berwawasan lingkungan”.
Misi agroindustri tahu Sumedang
adalah:
a. Mengembangkan
keterampilan dan kewirausahaan di bidang agrobisnis dan agroindustri yang
berwawasan lingkungan
b. Menambah
lapangan pekerjaan di sekitar lingkungan agroindustri tahu Sumedang Pak Sunarya
c.
Menggunakan bahan
baku yang berkualitas sehingga meningkatkan cita rasa yang lebih berkelas
d.
Melengkapi sarana
dan prasarana yang menunjang dalam pengelolaan produksi tahu sumedang yang baik
sehingga dapat meningkatkan hasil produksi
e.
Memperhatikan
kehigienisan produk
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Identitas
Berikut adalah identitas dari
perusahaan agribisnis yang telah kami wawancarai:
Nama Perusahaan : Tahu Sumedang Pak Sunarya
Produksi Utama : Tahu Sumedang
Perusahaan Didirikan : September 2007
Pemilik Perusahaan : Pak Sunarya
Nomor SIUP : 510.2.2/01135/30.9/III.27.2/XI/2016
B.
Bentuk Organisasi Agribisnis
Tahu sumedang Pak
Sunarya ini berdiri pada tahun 2007, Pak
Sunarya selaku pemilik merupakan transmigran asal Jawa Barat yang memutuskan
untuk menetap di Bandar Lampung bersama istri dan anaknya. Di daerah asal, Pak Sunarya bekerja sebagai
penjual tahu, karena melihat di Lampung masih langka akan tahu sumedang. Hal
ini yang melatar belakangi Pak Sunarya membuka produksi tahu sumedang
dirumahnya
Usaha tahu Sumedang ini memiliki luas pabrik
dengan luas ± 300M dan luas tempat
penjualan ± 400 M, pabrik ini di lengkapi dengan mess dan ruangan pengolahan
tahu Sumedang. Usaha tahu Sumedang ini
sangat berpotensi di daerah Bandar Lampung, karena di Bandar Lampung belum
banyak yang menjual tahu Sumedang. Ada beberapa yang menjual, namun rasanya
tidak seenak dan seasli tahu Sumedang yang di buat oleh Pak Sunarya ini.
Jenis usaha tahu Sumedang ini adalah usaha mikro
karena skala nya dalam skala kecil. Adapun usaha yang diusahakan yaitu usaha
dagang tahu sumedang dan usaha pembuatan Tahu Sumedang.
Selain pabrik utama, Pak Sunarya juga membuka
cabang di sekitar Way Halim dan Sekitar Jalan Zainal Abidin Pagar Alam. Selain
itu Pak Sunarya juga memiliki pedagang keliling sebanyak 25 orang yang setiap
hari mengambil tahunya untuk dijajakan ke konsumen. Untuk modal awal mendirikan
perusahaan ini, Pak Sunarya tidak melakukan kemitraan pada usaha Tahu Sumedang
ini.
Sistem agribisnis merupakan sistem yang terdiri dari beberapa subsistem mulai dari subsistem
pengadaan sarana produksi (input),
subsistem budidaya atau produksi (on farm),
subsistem pengolahan (processing),
dan subsistem pemasaran (marketing)
yang melibatkan berbagai lembaga penunjang sebagai jasa layanan pendukung
sistem agribisnis. Dari kelima subsistem agribisnis tersebut maka kami mengidentifikasi bahwa
kedudukan perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini terletak pada subsistem pengolahan (processing), dan subsistem pemasaran (marketing) dan subsistem jasa layanan penunjang yang
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
![]() |
|
|
![]() |
Adapun penerapan
fungsi-fungsi manajemen pada setiap subsistem agribisnis yang ada di Perusahaan
Tahu Sumedang Pak Sunarya ini yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan
fungsi manajemen yang primer yaitu tahapan yang mendahului dan menjadi pondasi
terhadap fungsi-fungsi manajemen yang lainnya, perencanaan merupakan tahapan
awal dari proses manajemen. Kegiatan perencanaan yang ada pada Perusahaan Tahu
Sumedang Pak Sunarya ini meliputi perencanaan penyediaan sarana produksi,
perencanaan cara produksi atau pengolahan dan perencanaan pemasaran. Adapun
cara-cara yang dilakukan untuk menyusun perencanaan yaitu sebagai berikut:
a.
Pemilik
usaha mengumpulkan fakta dan informasi
tentang situasi dan kondisi perusahaan
dan konsumen serta lingkungannya.
b.
Melakukan analisis situasi dan masalah-masalah yang ada didalam perusahaan
c.
Memperkirakan perkembangan yang akan terjadi
d.
Menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan
e.
Mengembangkan berbagai strategi atau alternatif terbaik untuk pengolahan
dan pemasaran
Didalam Perusahaan Tahu
Sumedang Pak Sunarya ini, tidak semua perencanaan
dilakukan secara tertulis. Perencanaan tertulis hanya pada bagian pemasarannya
saja. Perusahaan ini menetapkan target dan sasaran dengan cara melihat
segmentasi pasar geografi dimana target penjualannya
adalah masyarakat umum di Bandar Lampung.
2. Pengorganisasian (organization)
Pengorganisasian
merupakan suatu proses pengelompokan kegiatan yang diperlukan mulai dari
penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi
atau perusahaan. Berikut ini struktur organisasi di perusahaan Tahu Sumedang
Pak Sumedang:

Dari struktur
organisasi ini dijelaskan bahwa terdapat job-description
sebagai berikut:
a.
Pemilik: melakukan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan terhadap aktivitas Perusahaan Tahu Sumedang
b.
Bidang
Produksi dan Keuangan: mengatur proses produksi yang dilaksanakan setiap hari dan pengaturang
keuangan di dalam perusahaan
c.
Bidang Pemasaran: mengatur produk-produk
yang akan dipasarkan baik untuk dijual sendiri dan untuk pedagang panggul
Hubungan kerja yang dibangun di Perusahaan Tahu
Sumedang Pak Sunarya ini sudah berjalan sudah cukup baik dengan koordinasi yang
baik pula.
3. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan
dilaksanakan bersamaan dengan pengarahan yang dapat diartikan sebagai aspek
hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk bersedia
mengerti dan menyumbangkan pikiran dan tenaganya secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem pengarahan yang dilakukan pemilik
dengan gaya kepemimpinan demokratis dimana pemilik menganggap karyawan sebagai
saudara dan mengutamakan kerja sama yang baik dengan karyawan. Langkah-langkah
yang dilakukan oleh manajer untuk melakukan koordinasi yaitu sebagai berikut:
a.
Pemilik mengamati aktivitas perusahaan termasuk volume
dan mutu produk yang dijual
b.
Jika terjadi masalah, maka pemilik akan menghubungi masing-masing kepala bidang
c.
Kepala bidang akan meyelesaikan permasalahan dengan anggotanya.
Adapun hal-hal yang terkait dengan koordinasi
yaitu sebagai berikut:
a. Penafsiran program, prosedur
dan praktik
b. Mengupayakan kesejahteraan
karyawan
c. Menciptakan iklim perusahaan
yang nyaman dan baik
d. Pembinaan sikap karyawan
e. Komunikasi tidak hanya dari
atasan ke bawahan tetapi komunikasi juga dilakukan dari bawahan ke atasan
seperti kritik dan saran tentang perusahaan.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan disebut
juga pengendalian yaitu kegiatan mengadakan penilaian, koreksi, sehingga apa
yang dilakukan oleh bawahan dapat dilakukan dengan benar dengan maksud mencapai
tujuan yang telah digariskan semula. Sistem pengawasan di Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini dilakukan oleh Pak Sunarya, namun tidak setiap hari. Instrumen yang digunakan yaitu
dengan penetapan standar, mengukur dan membandingkan hasil kerja terhadap
penetapan standar dan memperbaiki penyimpangan yang terjadi jika ada.
C.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan di
Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya dari awal
hingga sekarang mengalami kenaikan, namun tidak signifikan. Tahun 2007 pak Sunarya belum memiliki karyawan, pada tahun 2008-2011,
karyawan berjumlah 20 orang, dimana ini terdiri
dari 4 karyawan di pabrik dan 16 orang pedagang panggul, sedangkan pada tahun 2012-2014 jumlah
karyawan meningkat yaitu menjadi 24 orang yang terdiri dari 4 orang karyawan di pabrik dan 20 pedagang panggul. Pada tahun 2015-2016 jumlah karyawan
meningkat menjadi 30 orang. Tahun 2017 karyawan meningkat menjadi 33 orang yang
terdiri dari 6 orang karyawan di pabrik dan 25 orang pedagang panggul serta 2
pedagang dengan gerobak. Semua karyawan di perusahaan ini berjenis kelamin
laki-laki.
Jika dilihat dari
kualifikasi karyawan berdasarkan pendidikan maka karyawan yang berpendidikan S1
tidak ada (0%), berpendidikan
SMU/SMA/SMK sebanyak 3 orang (9,09%), berpendidikan SMP sebanyak 12 orang (36,37%) dan berpendidikan SD sebanyak18 orang (54,54%).
Pada Perusahaan Tahu Sumedang, menentukan kebutuhan personil karyawan tidak ada, hanya saja
mempertimbangkan keinginan seorang karyawan untuk
bekerja keras dan keinginan belajar membuat tahu sumedang. Pada awalnya perusahaan ini melakukan perekrutan karyawan yang berasal dari Jawa Barat dimana tempat Bapak Sunaryaa
Berasal. Seiring perkembangan perusahaan setiap tahunnya, karyawan tahu
Sumedang Pak Sunarya mulai mengundurkan diri dan membuat usahanya sendiri.
Selanjutnya yang dilakukan Pak Sunarya yaitu melakukan pengrekrutan, mengangkat
dan memilih karyawan yang berasal dari daerahnya sekaang, yaitu daerah Lampung.
Penyebaran informasi untuk pengrekrutan karyawan biasanya adalah teman dan kerabat karyawan dengan syarat sudah dapat membuat tahu sumedang. Hal ini dikarenakan karena pemilik menghindari
risiko kegagalan dalam produksi. Pengorientasian karyawan akan ditunjuk
langsung oleh Pak Sunarya apakah bekerja di bagian produksi ataukah bagian
pemasaran.
Perusahaan Tahu Sumedang ini menetapkan kompensasi kepada
karyawan dengan cara memberikan gaji sesuai produksi yang dihasilkan dalam sehari
dengan ketentuan yaitu:
a.
Bagian
produksi Rp 8000/saringan. Biasanya dalam sehari 1 karyawan mampu memproduksi
sebanyak 15 saringan
b.
Bagian
penggorengan Rp 5000/saringan. Biasanya dalam sehari 1 karyawan mampu
menggoreng sebanyak 30 saringan
Pemberian
gaji ini dilakukan setiap hari, namun ada karyawan ingin mengambilnya pada
akhir bulan. Perusahaan ini memberikan tunjangan kepada karyawan
pada hari-hari tertentu, misalnya pada saat menjelang lebaran.
Perusahaan
ini melakukan evaluasi apabila ada kritikan dari konsumen. Evaluasi kerja
dilakukan dengan cara memberi peringatan kepada karyawan. Kemudian diberikan
kesempatan lagi untuk memperbaiki kekurangan yang ada dengan cara melatih
kembali karyawan agar kualitas tahu sumedang yang dihasilkan lebih baik lagi.
Kegiatan pemutusan kerja dilakukan apabila karyawan sudah tidak bisa dilatih
kembali. Pemutusan kerja dilakukan dengan cara kekeluarga yaitu
membiacarakannya langsung kepada karyawan tanpa menyinggung karyawan tersebut. Selain
itu, pemutusan kerja juga dadpat terjadi akibat kesadaran karyawan sendiri
akibat dari kinerjanya yang kurang memuaskan dan adanya kritikan negatif yang
terlalu banyak dari konsumen.
.
D. Manajemen
Pengadaan Sarana Produksi
Subsistem
pengadaan sarana produksi atau biasa disebut juga subsistem agribisnis hulu
berhubungan dengan pengadaan sarana produksi pertanian, yaitu memproduksi dan
mendistribusikan bahan, alat, dan mesin yang dibutuhkan dalam proses
produksi. Pada perusahaan perseorangan
Tahu Sumedang ini, sarana produksi yang dibutuhkan dan digunakan di perusahaan berupa
bahan baku. Bahan baku ini antara lain
kedelai, minyak, garam, air, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat tenaga
kerja, mesin-mesin pengolah seperti mesin penggiling wajan
besar, penyaringan, loyang, tempat penjemuran, tempat pengeringan, timbangan
dan pabrik sebagai tempat untuk mengolah
tepung menjadi tahu sumedang. Untuk
jenis bahan baku yang digunakan perusahaan ini yaitu jenis kedelai impor,
dimana Pak Sunarya mendapatkan inputnya dari pasar yang ada di Kota Bandar
Lampung dan toko di Pringsewu. Sedangkan
mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi tahu sumedang diperoleh dari Kota
Bandar Lampung dan Tasikmalaya.
Pada
perusahaan Tahu Sumedang ini, di dalam pengadaan sarana produksi terdapat
ketepatan dari berbagai aspek yaitu:
1.
Tepat
Waktu
Pada kondisi ini pengiriman sarana
produksi tepat waktu, karena Perusahaan Tahu Sumedang ini tidak hanya menjalin kerjasama dengan satu
pemasok bahan baku (supplier) tetapi
lebih dari satu pemasok untuk mengantisipasi melonjaknya harga input yang
meningkat.
2.
Tepat
Tempat
Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya
dalam pengadaan sarana produksi ini tepat tempat, karena pemasok bahan baku terletak
di tempat yang strategis.
3.
Tepat
Jenis
Jenis bahan pokok yang digunakan dalam
produksi tahu sumedang haruslah sesuai dengan yang diinginkan perusahaan yaitu
kedelai impor yang kedelainya lebih baik dari kedelai lokal karena dalam
pemilihan jenis kedelai berpengaruh dalam standar yang diinginkan perusahaan.
4.
Tepat
Kualitas
Perusahaan perseorangan Tahu
Sumedang ini cukup selektif dalam pemilihan bahan baku yang akan digunakan
dalam produksi tahunya. Misalnya dalam pemilihan bahan baku utama pembuat tahu
sumedang yaitu kedelai, kedelai yang
dipilih yaitu dengan kualitas yang baik yaitu kedelai yang ukurannya sedang
yang didapatkan diagen yang sudah jadi pelanggan perusahaan.
2.
Tepat
Kuantitas
Dalam pengadaan sarana produksi, perusahaan
ini sudah merencanakan seberapa banyak jumlah bahan baku yang akan dipasok dari
perusahaan pemasok (supplier). Dimana
Pak Sunarya membeli bahan baju misalnya kedelai untuk 7 hari kedepan yaitu
sebanyak 1.050 kg kedelai.
3.
Tepat
Harga
Dalam memenuhi sarana produksi di
perusahaan perusahaan ini sudah tepat harga, karena bahan baku untuk pembuatan tahu
sumedang ini cukup terjeangkau dan selalu ada sepanjang tahun dan tidak
bersifat musiman, serta mudah didapatkan di pasaran.
Di dalam
kegiatan usaha pastinya selalu ada permasalahan, sama seperti halnya
dengan perusahaan perseorangan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini, misalkan jika harga input naik (kedelai) maka
harga produk ini tidak naik, sehingga keuntungannya akan menurun. Permasalahan ini dapat diatasi dengan mengurangi ukuran tahu agar
tahu lebih kecil dan jumlah tahu yang dihasilkan lebih banyak.. Tempat cetakan
tahu (ancak) mudah rusak sehingga harus sering diperbaiiki ataupun diganti.
Namun penjualan tempat cetakan tahu (ancak) sangat jarang didapatkan sehingga
harus membuat sendiri atau memesannya dijawa sehingga memerlukan waktu yang
cukup lama mendapatkannya.
D. Manajemen
Produksi
Lokasi Industri Rumah Tangga ini
sangatlah strategis, yaitu terletak di perkotaan dan berada di dekat jalan raya
yaitu di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam No.34 H-1 Kecamatan Raja Basa,
Kelurahan Gedung Meneng Bandar Lampung. Untuk pengadaan sumber bahan baku
perusahaan ini melakukan pembelian dan pemesanan dari Bandar Lampung dan luar
kota Bandar Lampung antara lain dari Pringsewu dan pasar induk yang ada di Bandar Lampung.
Ketersediaan tenaga kerja sudah cukup, karena tenaga kerja Industri tahu
sumedang ini berasal dari Sumedang dan sekitaran lokasi produksi sudah mampu
mencukupi kebutuhan akan tenaga kerja. Untuk lokasi pasar industri ini sudah
strategis, yaitu terletak tidak jauh dari rumah produksi. Tidak hanya disitu
tetapi pemasaran tahu sumedang ini juga dilakukan cabang usaha yaitu warung
gerobak yang berada di Way halim dan sekitar Jl. Zainal Abidin Pagar Alam serta
agen-agen yang mengambil kemudian dipasarkan dengan berkeliling.
Perusahaan ini memiliki pabrik seluas ±
300M dan luas lahan ± 400 M. Tata letak/layout perusahaan ini terdiri dari
tempat untuk mencetak tahu, tempat pengolahan atau pemasakan, tempat
penggilingan kedelai, dan tempat bahan baku.
E. Manajemen
Teknologi/Pengolahan
Industri Tahu Sumedang merupakan jenis industri yang pengolahannya
menggunakan teknologi yang tradisional. Disebut sederhana karena alat yang
digunakan tidak begitu banyak menggunakan mesin modern, baik dalam pengolahan
bahan baku awal sampai pada tahap pemasaran. Seperti halnya penggunaan alat
teknologi yang berwujud mesin antara lain hanya alat penggilingan. Sedangkan
yang lainnya merupakan lat-alat tradisional yaitu : cetakan, keranjang, rak
bambu, tungku atau kompor, ember besar, tampah (nyiru), drum plastik dan kain
Saring atau kain blancu.
Untuk
komponen-komponen penyususn teknologi yang digunakan hanya terdiri dari 4 jenis
perangkat yaitu perangkat keras dan perangkat manusia, perangkat informasi, dan
perangkat organisasi.
1.
Perangkat
Keras
yaitu berupa alat penggiling kedelai
yang digunakan untuk membantu mendukung kegiatan produksi. Selain itu juga
alat-alat yang digunakan untuk pengemasan tahu sumedang berupa plastic, bungkus
kotak, dan keranjang tahu.
2.
Perangkat
Manusia
merupakan para pegawai atau karyawan
yang memiliki keterampilan, pengetahuan, keahlian, inovasi, dan
kreativitas dalam mengelola teknologi didivisinya masing-masing.
3.
Perangkat
Informasi
Industri tahu sumedang mempunyai
informasi mengenai segmentasi pasar yang didapatkan dari kritikan atau masukan
oleh konsumen dan agen serta masyarakat. Untuk memberikan informasi kepada
pelanggan industri ini hanya bermodalkan banner yang di pasang didepan toko.
4.
Perangkat
Organisasi
Industri tahu sumedang mempunyai perangkat
organisasi dari manajer/pemilik usaha untuk melakukan fungsi manajemen terhadap
karyawan agar usaha tahu sumedang ini berjalan dengan efektif dan efesien.
Pendekatan teknologi yang diterapkan di industri tahu sumedang ini
memiliki 3 pendekatan berikut yaitu:
1.
Pendekatan
Teknologi Pengolahan
Dalam pendekatan
teknologi pengolahan industry tahu sumedang menggunakan teknologi yang ramah
lingkungan yang cepat dan efesien selain itu dalam pengolahan tidak menggunakan
bahan pengawet.
2. Pendekatan Teknologi Pengemasan
Pengemasan secara khusus
tidak dilakukan oleh perusahaan ini, karena produk hanya dikemas ketika
konsumen akan membelinya, pengemasan hanya dengan bungkus kotak atau dengan
wadah keranjang tahu.
3.
Pendekatan
Teknologi Pemasaran
Yaitu pendekatan
dilakukan dengan penetapkan harga jual yang cukup rendah dan melakukan berbagai
strategi pemasaran dengan menjual langsung di toko dan bekerjasama dengan penjual-penjual
yang sudah menjadi langganannya. Dalam pemasarannya, pemilik usaha tidak begitu gencar dalam memasarkan
produknya karena tanpa dipromosikan produknya sudah terkenal dan laku di
pasaran.
Output
yang dihasilkan oleh agroindustri ini ialah berupa tahu sumedang dengan total
mencapai 200 kg/hari. Output tersebut didapatkan dari total 6 kg kedelai dalam
sekali masak, dimana dalam satu hari mencapai 40 kali proses pemasakan kedelai
sehingga jika dihitung jumlah input kedelai yang dibutuhkan untuk mendapatkan
200 kg tahu sumedang per hari ialah 240 kg kacang kedelai. Tenaga kerja yang
digunakan dalam proses produksi tahu sumedang ini berjumlah empat orang yang
bertugas mengolah kedelai menjadi tahu sumedang. Satu kotak tahu sumedang
dipatoki harga Rp. 30.000,- yang berisi 150 biji tahu sumedang. Jumlah upah
rata rata karyawan dalam proses produksi tahu sumedang ini ialah Rp. 15.000,-
untuk satu kali masak sedangkan harga input kedelai Rp. 7.000,-/kg.
F. Manajemen
Pemasaran
Persaingan antar perusahaan tahu Sumedang semakin
ketat dengan semakin banyaknya perusahaan yang ikut dalam industri tahu bahkan
menggunakan nama produk yang sama, sehingga rnenuntut pelaku industri tahu
Sumedang menggunakan strategi pemasaran yang efektif dalam menghadapi
persaingan. Dalam pemasaran diperlukan segmentasi pasar, dimana yang dilakukan
oleh Pak Sunarya ini adalah segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar yang dilakukan
adalah berdasarkan segmentasi geografik yang mempertimbangkan bahwa tempat
pemasaran tahu sumedang ini dekat dengan lingkungan masyarakat didaerah Bandar
Lampung. Sehingga sasaran utamanya adalah seluruh
masyarakat Bandar Lampung. Tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk
mempermudah perbedaan pasar, untuk
meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, mengarahkan strategi pemasaran ,
mendesain produk, menganalisis pasar, menemukan peluang, menguasai posisi yang
superior dan kompetitif, dan menentukan
strategi komunikasi yang efektif dan efisien.
Dalam pemasarannya, tahu sumedang Pak Sunarya dipasarkan melalui
outlet -outlet atau kedai tahu sumedang yang ia miliki yang tersebar didaerah
Bandar Lampung , tetapi tidak jarang ada juga orang - orang yang dengan sengaja
datang langsung kelokasi pembuatan tahu untuk membeli tahu sumedang bapak
sunarya, dimana setelah membeli tahu orang-orang ini akan memasarkannya kembali
ketempat lainnya karena mereka merupakan pedagang tahu sumedang keliling yang
sudah menjadi langganan dalam proses pemasaran tahu sumedang Pak Sunarya.
Adapun strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Pak Sunarya
dalam usaha tahu sumedang yaitu:
1.
Kebijakan
Produk
Produk yang ada pada agroindustri ini dibuat dengan tetap
mempertahankan kualitas sehingga dapat bersaing dengan jenis olahan tahu
lainnya yang sudah banyak tersebar di daerah Bandar Lampung. Dengan semakin
banyaknya permintaan akan kebutuhan tahu yang sehat Pak Sunarya selalu menjaga
kualitas tahu sumedang yang ia produksi mulai dari bahan baku hingga hasil yang
siap untuk dipasarkan sehingga nantinya akan dapat lebih meningkatkan
permintaan tahu.
2.
Kebijakan
Harga
Kebijakan strategi dan
prosedur penetapan harga, namun dinyatakan secara tertulis . Tujuan dari usaha
ini adalah menjadi usaha yang memiliki keberlanjutan untuk waktu yang lama.
Pemilik usaha tahu sumedang ini menyebutkan bahwa keuntungan yang dicari beliau
tidaklah banyak karena yang terpenting adalah keberlanjutan usahanya. Penetapan
harganya dilakukan dengan kriteria, yaitu berdasarkan biaya total, permintaan
konsumen dan persaingan antar penjual. Harga tahu di outlet Pak Sunarya telah
disesuaikan dengan penawarannya agar tidak ada kelebihan penawaran (excess supply ). Dalam usaha ini,
pemilik tidak memiliki distributor khusus untuk menjual tahunya. Manajemen pada
agroindustri/perusahaan ini memiliki elasitas permintaan harga , pengaruh kurva
, pengalaman , kebijakan penetapan harga pesaing.
3.
Kebijakan
saluran distribusi
Pada usaha tahu sumedang Pak
Sunarya ini tidak memiliki tujuan dan strategi distribusi yang dinyatakan tegas
dan tidak memiliki lingkup dan pelayanan pemasaran perusahaan
memadai,perusahaan ini tidak mengevaluasi metode pengiriman produknya dan tidak
ada saluran distribusinya.
4.
Kebijakan Promosi
Perusahaan
ini memiliki rencana promosi menyeluruh dalam menjalankan promosi dilakukan
dengan cara menyebarkan melalui mulut ke mulut dimana pemilik memberi tahu
bahwa ditempatnya menjual tahu sumedang. Karena dengan metode tersebut cukup
untuk membuat tahu sumedang yang dipasarkan dapat menarik konsumen, karena
sebagian besar penduduk Bandar Lampung kebutuhan konsumsi akan tahu sangat
tinggi. Sehingga harapannya pembeli akan kembali lagi membeli dioutlet tahu
sumedang Pak Sunarya. Perusahaan tahu sumedang ini berada di posisi sebagai
perusahaan pengolah dan pemasar tahu. Usaha tahu sumedang ini merupakan
perusahaan perseorangan yang sudah berkembang selama lebih dari 5 tahun. Untuk
memperlancar komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan
fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran
adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta
dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar
yang dituju.
G. Manajemen
Keuangan
Manajamen keuangan adalah manajemen yang mengkaitkan pemerolehan
(acquitition), pembiayaan atau pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva
dengan tujuan secara menyeluruh dari suatu perusahaan. Semua kegiatan atau aktivitas
perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh
perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Hal
yang wajib yang harus dilakukan oleh seorang manajer keuangan adalah mengelola
segala unsur dan segi keuangan dalam suatu perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Oleh kerana itu manajer keuangan harus mengetahui berbagai
aktivitas manajemen keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan
penggunaannya untuk merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan. Peran
manajemen keuangan dalam perusahaan diantaranya :
1.
Bertanggung
jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan (pemerolehan
(acquitition), pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva secara
efisien) .
2.
Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
3.
Menghadapi
tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi di
lingkungan :
a.
persaingan
antar perusahaan.
b.
perekonomian
dunia yang tidak menentu.
c.
perubahan
teknologi.
d.
tingkat
inflasi dan bunga yang berfluktuasi
Fungsi manajemen keuangan meliputi :
1.
Fungsi
penggunaan dana
2.
Keputusan
investasi
3.
Pembelanjaan
aktif.
4.
Bagaimana
menggunakan dana secara efisien
Pada perusahaan Tahu
Sumedang Pak Sunarya, yang menangani keuangan adalah Ibu Ning. Dalam perusahaan ini belum terdapat pembukuan khusus untuk keuangan
hanya terdapat catatan pengeluaran untuk pembelian bahan baku dan jumlah
penerimaan yang diperoleh perusahaan setiap bulannya. Modal yang digunakan oleh
perusahaan untuk saat ini sebagian berasal dari modal sendiri (%) dan bersal dari
modal dari luar yaitu dari bank (%). Untuk satu bulan produksi, pabrik
menggunakan modal sebesar Rp 45.000.000.
Analisis Keuntungan yang diperoleh perusahaan selama 1 bulan:
Analisis BEP adalah anaisis yang meliputi BEP dalam penerimaan (Rp),
BEP kuantitas Produksi, dan BEP harga yang menghasilkan perhitungan sebagai
berikut :
1.
BEP
Produksi (Rp) = Biaya tetap total


500 - 135,69

364,31
= 64238,53 per hari
2.
BEP Harga = Biaya tetap total


4500
= 309,002
|
3.
BEP
Penerimaan = Biaya tetap total x


500 - 135,69

364,31
= 64238,53 x 500
= Rp 32.119.265
Menurut Soekartawi analisis R/C Rasio merupakan salah satu analisis
yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu unit usaha dalam melakukan proses
produksi mengalami kerugian, impas, untung. Analisis R/C Rasio merupakan
analisis yang membagi antara penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan.
Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari satu maka usaha yang dijalankan
mengalami keuntungan, apabila nilai R/C Rasio yang diperoleh sama dengan satu
maka usaha tersebut impas atau tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Sedangkan apabila nilai R/C Rasio yang diperoleh kurang dari satu maka usaha
tersebut mengalami kerugian.Adapun rumus R/C Rasio yaitu :R/C Rasio = TR/TC
Dengan syarat = R/C Rasio > 1 usaha tersebut menguntungkan, R/C Rasio = 1
usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi R/C Rasio < 1 usaha tersebut
tidak menguntungkan atau rugi. Pada perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya R/C
rasio nya adalah sebesar:
R/C =
TR/TC
= 58.500.000/41.715.260
= 1,40
Jadi, dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa usaha pada
perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya layak dilaksanakan atau diusahakan.
Selanjutnya untuk rasio-rasio keuangan perusahaan setahun terakhir untuk rasio
sovabilitas perusahaan telah mampu memenuhi semua kebutuhan finansialnya atau dengan
kata lain telah mandiri secara finansial, untuk rasio rentabilitas jumlah modal
yang dikeluarkan telah sesuai dengan laba yang diperoleh atau dihasilkan serta
rasio profitabilitas perusahaan keuntungan yang diperoleh perusahaan setiap
tahunnya telah mengalami sejumlah peningkatan.
Neraca Perusahaan Tahu
Sumedang Pak Sunarya
URAIAN
|
BULAN
SEBELUMNYA
|
BULAN
SEKARANG
|
Total
Aktiva
|
||
-Aktiva Lancar
|
6812222.2
|
34452222
|
-Aktiva Tetap
|
169194444
|
169194444
|
-Aktiva Lain
|
-
|
-
|
Total
Passiva
|
||
-Kewajiban lancar
|
4166666.7
|
4166666.7
|
-Kewajiban Jangka
Panjang |
-
|
-
|
-Modal Sendiri
|
-
|
|
Volume Usaha (Omzet)
|
87000000
|
94800000
|
Laba
|
21840000
|
27640000
|
Piutang
|
-
|
-
|
Beban Piutang
|
-
|
-
|
Dalam bidang keuangan masalah yang dihadapi oleh perusahaan Tahu
Sumedang Pak Sunarya yaitu saat produksi tahu gagal, maka tidak ada modal lagi
untuk melakukan produksi tahu berikutnya. Solusinya ialah perusahaan ini
melakukan pinjaman modal usaha kepada bank.
H. Manajemen
Risiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi
dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko adalah suatu usaha untuk
mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam segi kegiatan
perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih
tinggi. Tujuan dari manajemen risiko
adalah meminimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat
pencegahan terjadinya kerugian maupun accident. Dalam perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya
ini terdapat beberapa risiko dalam menjalankannya yaitu sbb :
1.
Risiko
Produksi
Perusahaan tahu sumedang ini tidak
memiliki masalah risiko produksi yaitu penurunan produksi dan mutu. Hal ini terjadi karena perusahaan ini
memiliki aturan bahwa meskipun harga bahan baku meningkat produksi tetap seperti
biasa tanpa
menurunkan harga jual, namun bisa saja ukuran tahu yang dibuat cenderung lebih kecil
sedikit dari biasanya.
2.
Risiko
Kepemilikan
Tidak terjadi risiko kepemilikan karena
perusahaan tahu sumedang ini merupakan perusahaan keluarga sehingga tidak akan
terjadi masalah dalam hal kepemilikan.
3.
Risiko
Keuangan dan Pembiayaan
Risiko ini dapat terjadi pada saat
harga bahan baku utama seperti kedelai, minyak goreng khususnya kedelai yang
menggunakan kedelai impor mengalami kenaikan harga hal ini dapat merugikan
perusahaan tahu sumedang ini karena, perusahaan ini tidak akan menurunkan
mutunya meskipun hal ini dapat menyebabkan kerugian perusahaan itu
sendiri. Upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi risiko ini adalah dengan meminjam di bank untuk menangani risiko
tersebut.
4.
Risiko
Kerugian karena Kecelakaan & Risiko karena Bencana Alam
Perusahaan tahu sumedang ini tidak
memiliki rencana terlebih dahulu untuk mengatasi risiko kerugian karena
kecelakaandan bencana alam hal ini karena perusahaan ini tidak memiliki
upaya-upaya penanggulangan dengan mengasuransikan usahanya jika terjadi hal
yang tidak diinginkan seperti kebakaran, banjir, dll.
5.
Risiko
Hubungan Tata Kerja
Dalam perusahaan tahu sumedang ini
risiko hubungan tata kerja ini dapat diminimisasikan karena perusahaan ini
memiliki aturan pengupahan yaitu 1 orang mendapatkan Rp. 8.000,- saat
menghasilkan 1 saringan tahu sumedang mentah dan Rp. 5.000,- ketika
menghasilkan 1 saringan tahu sumedang goreng.
Sehingga setiap orang berusaha untuk semakin meningkatkan
produktifitasnya setiap hari agar semakin banyak mendapatkan upah.
6.
Risiko
Perubahan Harga
Risiko
ini dapat terjadi karena bahan baku utama tahu sumedang adalah kedelai impor,
harga kedelai dapat meningkat jika Dolar Amerika menguat terhadap Rupiah Indonesia
hal ini menyebabkan meningkatnya ongkos produksi dari tahu sumedang itu
sendiri, tetapi karena perusahaan ini memiliki aturan untuk tidak mennurunkan
mutunya sehingga upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah ini adalah
dengan menunggu sampai harga kedelai stabil kembali meskipun hal tersebut dapat
menurunkan keuntungan perusahaan ini atau bahkan dapat membuat perusahaan ini
tidak mendapatkan keuntungan. Cara lain
yang dapat dilakukan adalah dengan meminjam modal dari bank.
I.
Jasa Layanan Pendukung Agribisnis
Jasa layanan pendukung dalam kegiatan
agribisnis antara lain adalah bank, penyuluhan pertanian, lembaga penelitian,
asuransi, kebijakan pemerintah, transportasi, serta komunikasi dan
informasi. Dalam rangka membangun
agribisnis yang kompetitif dan menyejahterakan pemiliknya diperlukan komitmen
pemerintah untuk mewujudkan kebijakan pelayan dasar bagi terciptanya iklim agribisnis
yang kondusif. Pada perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini
jasa layanan pendukung yang dipakai/digunakan Pak Sunarya ini jasa layanan
pendukung yang dipakai/digunakan antara lain:
1.
Lembaga
Keuangan (Bank)
Bank dianggap memiliki perincian yang
lebih mudah untuk meminjamkan modal, karena dalam perusahaan tahu sumedang ini
sebagian besar modal utamanya berasal dari pinjaman bank dan hanya sebagian
kecil saja menggunakan modal sendiri.
2.
Penyuluhan
Pertanian
Tidak ada lembaga penyuluhan pertanian.
Namun, anggota perusahaan ini pernah mengikuti pelatihan-pelatihan seperti
pelatihan manajemen dan penggantian mesin produksi
3.
Lembaga
Penelitian
Lembaga
penelitian yang pernah datang ke perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya yaitu
surveyor mengenai limbah perusahaan dan surveyor tentang kehalalan produk yang
dijual di Tahu Sumedang Pak Sunarya.
4.
Asuransi
Tidak ada jasa layanan asuransi yang
diberikan oleh perusahaan ini kepada karyawannya.
5.
Kebijakan
Pemerintah
Perusahaan ini mengikuti saja kebijakan
pemerintah yang sudah ada sebelumnya. Kebijakan pemerintah dalam berbagai
bidang yang membuat iklim agribisnis menjadi lebih kondusif adalah pengaruh
yang besar bagi kelancaran dan keberlangsungan perusahaan tahu sumedang
ini. Keadaan politik salah satunya, yang
kondusif akan membuat inflasi tidak terlalu tinggi yang membuat harga bahan
baku kacang kedelai tidak terlalu mengalami peningkatan harga yang signifikan.
6.
Transportasi
Perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya
menggunakan transportasi milik sendiri yaitu mobil untuk mengangkut bahan baku
produksi dan juga alat-alat produksi dari pemasoknya.
7.
Teknologi
Komunikasi dan Informasi
Perusahaan tahu sumedang ini tidak
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, penyebaran informasi hanya
berasal dari informasi antar konsumen.
VI.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan
yang diperoleh dalam penulisan laporan ini, antaralain:
1.
Usaha Tahu Sumedang Pak Sunarya merupakan jenis usaha
mikro. Sedangkan kedudukan perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya
ini terletak pada subsistem pengolahan (processing),
dan subsistem pemasaran (marketing) dan subsistem jasa layanan penunjang.
2. Adapun penerapan
fungsi-fungsi manajemen pada setiap subsistem agribisnis yang ada di Perusahaan
Tahu Sumedang Pak Sunarya ini yaitu:
a. Perencanaan merupakan tahapan
awal dari proses manajemen. Kegiatan perencanaan yang ada pada Perusahaan Tahu
Sumedang Pak Sunarya ini meliputi perencanaan penyediaan sarana produksi,
perencanaan produksi atau pengolahan dan perencanaan pemasaran.
b.
Pengorganisasian merupakan suatu proses pengelompokan kegiatan yang
diperlukan mulai dari penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi
dari setiap unit yang ada dalam organisasi atau perusahaan yang meliputi ,Pak
sunarya sebagai pemilik: melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
terhadap aktivitas Perusahaan Tahu Sumedang. Bidang Pemasaran: mengatur produk-produk yang akan dipasarkan baik untuk dijual
sendiri dan untuk pedagang panggul.
c.
Pelaksanaan dilaksanakan bersamaan dengan pengarahan yang dapat diartikan
sebagai aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk
bersedia mengerti dan menyumbangkan pikiran dan tenaganya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d.
Sistem pengawasan di Perusahaan Tahu Sumedang Pak
Sunarya ini dilakukan oleh Pak Sunarya, namun tidak
setiap hari.
3. Manajemen SDM pada Perusahaan Tahu Sumedang, kebutuhan personil karyawan ditetapkan dengan
cara mempertimbangkan keahlian seseorang
yang sudah pandai membuat tahu sumedang.
Perusahaan ini melakukan perekrutan melalui penyebaran informasi kepada
karyawan saja sehingga biasanya yang direkrut adalah teman dan kerabat karyawan
dengan syarat sudah dapat membuat tahu sumedang. Hal ini dikarenakan karena
pemilik menghindari risiko kegagalan dalam produksi.
4. Pada perusahaan Tahu Sumedang ini, di dalam
pengadaan sarana produksi terdapat ketepatan dari berbagai aspek yaitu sudah tepat waktu, tepat tempat, tepat kualitas,
tepat kuantitas, dan tepat harga.
5. Lokasi Industri Rumah Tangga ini sangatlah
strategis, untuk
pengadaan sumber bahan baku perusahaan ini melakukan pembelian dan pemesanan
dari Bandar Lampung dan luar kota Bandar Lampung antara lain dari Pringsewu, dan untuk ketersediaan
tenaga kerja sudah cukup, karena tenaga kerja Industri tahu sumedang ini berasal
dari Sumedang dan mampu mencukupi kebutuhan akan tenaga kerja.
6. Industri Tahu Sumedang merupakan jenis industri yang pengolahannya
menggunakan teknologi yang sederhana. Disebut
sederhana karena alat yang digunakan tidak begitu banyak menggunakan mesin
modern.
7. Dalam pemasaran diperlukan segmentasi pasar, dimana
yang dilakukan oleh Pak Sunarya ini adalah segmentasi pasar atau pengelompokkan
pasar yang dilakukan adalah berdasarkan segmentasi geografik yang
mempertimbangkan bahwa tempat pemasaran tahu sumedang ini dekat dengan lingkungan
masyarakat didaerah Bandar Lampung.
8.
Pada perusahaan
Tahu Sumedang Pak Sunarya, yang menangani keuangan adalah Ibu Ning. Dalam perusahaan ini belum terdapat pembukuan khusus untuk keuangan
hanya terdapat catatan pengeluaran untuk pembelian bahan baku dan jumlah
penerimaan yang diperoleh perusahaan setiap bulannya. Modal yang digunakan oleh
perusahaan berasal dari modal sendiri dan pinjaman dari bank.
9.
Dalam
perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini terdapat beberapa risiko dalam
menjalankannya yaitu risiko produksi,
risiko keuangan dan pembiayaan, risiko kerugian karena kecelakaan, risiko
bencana alam, risiko hubungan tata kerja, dan risiko perubahan harga. Namun risiko yang paling dirasakan pada usaha
Tahu Sumedang Pak Sunarya ini yaitu risiko perubahan harga dari bahan baku yang
sering kali mengalami fluktuasi harga untuk bahan baku kedelai.
10. Jasa layanan pendukung yang mendukung perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya ini antara lain: bank, lembaga penelitian, kebijakan pemerintah,
transportasi dan teknologi komunikasi
dan informasi
B. Saran
Setelah dilakukan turun lapang langsung terhadap
agroindustri Tahu Sumedang Pak Sunarya maka ada beberapa saran menurut kami
dalam hal agar perusahaan Tahu Sumedang Pak Sunarya lebih berkembang:
1.
Sebaiknya untuk meminimalisir risiko dari sisi pemasukan dan pengeluaran
finansial untuk dibuat pembukuan khusus agar terdeteksi jika terjadi dengan
tepat dan pasti seberapa banyak modal yang dikeluarkan dan keuntungan yang
diperoleh.
2.
Limbah ampas tahu yang dihasilkan oleh agroindustri Tahu Sumedang Pak
Sunarya cukup banyak, sehingga untuk lebih menambah margin profit juga menambah
nilai tambah dari hasil samping tahu sumedang maka limbah yang berupa ampas
tahu seharusnya bisa dimanfaatkan untuk diolah kembali seperti menjadi oncom
sehingga memiliki nilai jual.
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2002. Budidaya Dengan Pemupukan Yang Efektif dan
Pengoptimalan Peran Bintil akar
Kedelai. Penebar Swaday. Jakarta.
Departemen Pertanian, 1983. Pedoman
Bercocok Tanam Padi, Palawija, Sayur-Sayuran. Satuan Pengendali BIMAS.
Jakarta.
Kurniati. 2008. Kedelai. IndoBook
Citra Media. Bogor.
Mangunwidjaja, D dan Sailah, I.
2002. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Permata, J.D. 2002. Skripsi, Analisis Sistem Agribisnis Kedelai
(Kasus Di Desa
Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa
Silitonga, C.1996.
Perkembangan Ekonomi Pertanian Internasional 1969-1995. PERHEPI. Jakarta
Silvia.L.V, 2008. Skripsi :
Analisis Strategi Pemasaran “Tahu” Sukun Malang.Departemen Agribisnis
Universitas Muhammadiyah. Malang.
Soekartawi.1994. Teori Ekonomi Produksi ; Dengan Pokok
Bahasan Analisis Cobb-Douglas. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut